5 Band Britpop yang Bisa Bawa Kamu Kembali ke Era 90-an

Liputan6.com, Jakarta Musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dari sekian banyak aliran musik, Britpop atau British Pop memiliki tempat spesial bagi para pecinta musik. Hal yang mencolok dari britpop adalah menekankan identitas Britania, aliran musik ini bahkan merajai tangga musik dunia pada era 90-an

Britpop muncul dari skema musik indie yang sedang menjadi tren anak - anak muda kala itu. Terpengaruh dari musik - musik 60-an dan 70-an dari band seperti The Who sampai The Small Faces, aliran musik Britpop memadukan unsur rock, pop, dan indie.

Di era 90-an, genre britpop mendominasi minat lagu seluruh dunia, dengan semakin banyaknya band britpop yang bermunculan membuat era tersebut dinamakan First Wave of Britpop dimana Oasis dan Blur menjadi dua band yang berbeda latar belakang itu bersaing menjadi yang teratas. 

Berikut ini sederet band Britpop yang melegenda dan bisa membawa kamu kembali ke era 90-an.

5. The Verve

Band The Verve sudah ada sejak 1989 terbentuk di Wigan, Britania Raya. Album pertama mereka adalah A Storm in Heaven (1993) yang sudah banyak digemari masyarakat Britania saat itu. The Verve hanya membuat empat album selama karir band mereka, namun keempat-empatnya mendapatkan gold. Album yang paling meledak adalah Urban Hymns (1997) dengan penjualan mencapai 4 juta kopi di Amerika dan Inggris. Dua hits paling besar dalam album ini ada The Drugs Don’t Work dan Bitter Sweet Symphony.

4. Suede

Suede adalah band yang bersama Blur disebut-sebut sebagai peletak batu fondasi untuk terbentuknya Britpop. Berasal dari kota London, Britania dan sudah ada sejak tahun 1989, di tahun 1992 band ini disebut “The Best New Band in Britain” oleh majalah musik Melody Maker.

Total mereka sudah membuat delapan album, tetapi hanya beberapa yang dibuat jadi kaset dan beredar di Indonesia. Misalnya Coming Up (1996), Head Music (1999), dan A New Morning (2002). Salah satu hits mereka yang patut kamu dengarkan adalah Beautiful Ones.

Pulp sudah ada dari tahun 1978, dan terkenal dengan vokalisnya yang jangkung berkacamata bernama Jarvis Cocker, serta Candida Doyle yang posisi kibornya karena seperti terjungkir. Mereka telah membuat tujuh album: It (1983), Freaks (1987), Separations (1992), His ‘n’ Hers (1994), Different Class (1995), This Is Hardcore (1998), dan We Love Life (2001). Tapi baru tiga album terakhir yang berdebat di Indonesia. Album kaset Different Class (1995) sendiri jadi album yang lumayan diincar oleh kolektor. Dua hits yang bisa jadi favorit kamu ada Disco 2000 dan Common People.

2. Blur

Blur merupakan salah satu band Inggris pada tahun 1989 di Colchester Inggris. Hampir semua album Blur diedarkan di Indonesia dalam bentuk kaset. Mulai dari Leisure (1991), Modern Life Is Rubbish (1993), Parklife (1994), The Great Escape (1995), Blur (1997), 13 (1999), sampai Think Tank (2003)

Band ini juga mewujudkan esensi dari dari Britpop. Mereka berhasil dalam menciptakan suara yang begitu jelas dari budaya Inggris. tidak heran mereka mampu menggempur pasar musik AS, dan memberi inspirasi bagi band-band lain. Tiga hits yang harus kamu dengerin ada Coffee & TV, Girls & Boys, dan Song 2.

Oasis merupakan salah satu band paling sukses dari Britania. Band yang berdiri pada tahun 1991 di kota Manchester ini berhasil menjual tiga album pertama mereka dengan cukup signifikan di Indonesia, ada Definitely Maybe (1994), (What’s the Story) Morning Glory? (1995), dan Be Here Now (1997). Dua hits mereka yang masih melekat di kalangan anak muda Indonesia ada Wonderwall, Champagne Supernova dan tentu saja Don’t Look Back In Anger. 

Karir musik band Oasis yang menjadi cerita unik adalah mereka berseteru dengan band Blur, didasarkan pada perbedaan kelas dan regional. Oasis adalah rocker kelas pekerja di kawasan Utara Inggris. Blur adalah Intelektual kampus berseni dari selatan. Mungkin akan sulit jika harus memilih Oasis atau Blur, tetapi dengan lirik cerdas yang menyenangkan, membuat keduanya menjadi band Britpop terbesar dan terbaik sepanjang masa.

Penulis: Akbar Gilang Muhammad