Menelusuri 7 Fakta Sumber Mata Air di Kota Batu Bogor yang Dibutuhkan Warga Jakarta

Terdapat sejumlah fakta tentang sumber mata air Kota Batu di Bogor yang menjadi cikal bakal pemenuhan air minum sekaligus kebutuhan sehari-hari warga Jakarta.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 09 Des 2022, 21:17 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 19:10 WIB
Mata Air di Kota Batu
Sumber mata air di Kota Batu, Ciomas, Bogor, Jawa Barat. (Dok. IST)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar warga Jakarta dan sekitarnya, pasti sudah sangat familiar dengan sumber mata air di Kota Batu, Ciomas, Bogor, Jawa Barat. Sumber mata air di sini sudah mencukupi kebutuhan warga Jakarta.

Selain itu, adanya PAM Jaya dan PDAM Bogor juga termasuk cikal bakal dari adanya sumber air di Kota Batu. Kehadiran dua perusahaan air tersebut tentu mendatangkan rasa syukur tersendiri dari warga Jakarta.

Lalu, bagaimana asal mula persembahan mata air Kota Batu yang menjadi cikal bakal terbitnya dua perusahaan air tersebut?

Di bawah ini akan ada pembahasan fakta mengenai sumber mata air Kota Batu di Bogor yang selain menyuplai masyarakat Bogor, juga turut berkontribusi untuk masyarakat Jakarta.

Sejumlah fakta tentang sumber mata air Kota Batu yang menjadi cikal bakal pemenuhan air minum sekaligus kebutuhan sehari-hari warga Jakarta di antaranya meliputi sebagai berikut.

 

1. Bermula dari Tercemarnya Sungai Ciliwung

Di Batavia yang saat ini menjadi Jakarta mulanya indah dan bersih, termasuk sungai Ciliwung. Kondisi Batavia ini kemudian berubah menjadi tidak ramah lagi semenjak migrasinya penduduk asing ke sana. Sungai menjadi tercemar dan tidak layak minum lagi.

Mendesaknya kebutuhan air penduduk Eropa di Batavia, kemudian ada inisiatif untuk membangun sumur pompa di sejumlah tempat di sana, tepatnya pada tahun 1843. Tapi hasil air dari sumur pompa tersebut dianggap kurang berkualitas, akhirnya beberapa sumur di kawasan Glodok dan Tanah Abang kemudian ditutup.

2. Pemerintah Hindia Belanda Menemukan Sumber Mata Air

Berangkat dari permasalahan tersebut kemudian pejabat pemerintahan Hindia Belanda melakukan penelitian untuk menemukan sumber mata air. Penelitian tersebut dilakukan di sekitar Buitenzorg pada 1918. Tepatnya di wilayah Ciburial, Ciomas.

Dari penelitian tersebut berbuah hasil yang sangat memuaskan karena terdapat sumber air yang layak digunakan sebagai air minum dan kebutuhan sehari-hari. Ini menjadi awal mula sumber mata air di Kota Batu disorot dan bermanfaat untuk warga Jakarta.

 

3. Pembangunan Sarana Sumur Air dan Distribusinya

Sumber mata air Ciburial terletak 270 mdpl di kaki Gunung Salak. Luas wilayah penghasil air tersebut yaitu 15.000 m². Kapasitasnya mencapai 500 liter per detik.

Pembangunan sarana dan prasarana untuk sumur air dimulai sejak September 1920. Kemudian hasil penemuan air tersebut dialirkan melalui pipa-pipa yang tertanam dalam tanah.

Penanaman pipa dimulai dari sepanjang jalan raya Ciomas sampai melampaui Jalan Pintu Ledeng (Kreteg Weg), ini juga mengalirkan air sampai ke Bubulak. Selain itu juga dibagun jembatan-jembatan baru sekaligus merenovasi yang lama.

 

4. Sumber Mata Air di Kota Batu Mulai Disorot Belanda

Air bersih di Ciburial ditampung terlebih dahulu sebelum dialirkan ke Batavia. Penampungan pada gardu yang dibangun dekat dengan tugu witte paal di Pabaton. Tapi, Belanda datang membawa peta mata air tidak hanya tertuju yang ada di Ciburial saja.

Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air di Batavia dan Istana Bogor. Mata air tersebut yang terletak di lereng Gunung Salak, Kota Batu. Sumber air bersih Kota Batu menjadi cadangan untuk memenuhi kebutuhan.

 

5. Kota Batu Tempat Gunung Salak Memuntahkan Batuan Besar

Wilayah yang menjadi sumber mata air untuk warga Batavia atau Jakarta sekarang bermula dari Gunung Salak yang memudahkan batuan besar pada tahun 1699. Akhirnya di lereng gunung tersebut disebutlah sebagai Kota Batu.

Ini yang menjadi sumber mata air Jakarta dan Bogor sampai saat ini. Meskipun untuk menggalinya sangat sulit karena di dalam tanah masih banyak batu-batu keras.

 

6. Dikisahkan dalam Legenda

Kota Batu sangat populer sehingga pada masanya terkenal dengan kisah menarik. Salah satunya kisah Pak Serang seorang petani sukses yang dulunya adalah pelaut. Legenda ini viral saat masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Konon pada pertengahan abad ke-19 Pak Serang juga yang membangun kolam pemandian Dr Pleyte, orang Belanda. Tidak hanya itu, mata air di Kota Batu ini memang sudah diincar kompeni pada masa tersebut.

 

7. Tercipta Perusahaan Air Minum

Bermula dari penemuan tersebut maka pada 23 Desember 1922 diresmikan oleh pemerintah Belanda. Bagi warga Jakarta ini menjadi sejarah Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor.

Demikian asal muasal dan fakta mengenai sumber mata air di Kota Batu yang saat ini cukup bermanfaat untuk warga Jakarta dan Bogor. Kisahnya cukup legendaris, dari cerita tentang seorang petani yang sukses di masanya!

INFOGRAFIS: Tarif Air Minum PAM Jaya (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Tarif Air Minum PAM Jaya (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya