Langkah Nyata Pangeran William Atasi Masalah Polusi Udara di India Bareng Warga Lokal

Pangeran William bercita-cita semua orang di dunia bisa menghirup udara sehat sesuai standar WHO, atau bahkan yang lebih baik

oleh Ratnaning Asih diperbarui 08 Sep 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2023, 13:00 WIB
Pangeran William. (AP Photo/Jon Super, Pool)
Pangeran William bercita-cita semua orang di dunia bisa menghirup udara sehat sesuai standar WHO, atau bahkan yang lebih baik (AP Photo/Jon Super, Pool)

Liputan6.com, Jakarta Siapa pun bisa bicara soal masalah lingkungan, tapi Pangeran William memutuskan untuk bergerak dengan menyelenggarakan The Earthshot Prize. Dalam aksi ini, Pangeran William memberikan dana sebesar masing-masing 1 juta poundsterling kepada lima pemenang, dalam upaya melawan masalah lingkungan.

Salah satu isu yang ingin ditekel oleh Pangeran William adalah masalah polusi udara, yang tercermin dalam salah satu kategori penghargaan ini: "Clean Our Air."

Dalam podcast bersama Cate Blanchett & Danny Kennedy pada tahun lalu, yang baru-baru ini dibagikan lagi di kanal YouTube The Earthshot Prize, suami Kate Middleton ini mengungkap targetnya dalam kategori ini.

“Target dari gerakan ini diharapkan selesai tahun 2030, kami bercita-cita semua orang di dunia bisa menghirup udara sehat sesuai standar WHO, atau bahkan yang lebih baik, kata dia.

Pada 2021 lalu, penyelenggaraan The Earthshot Prize perdana, kategori ini dimenangkan oleh perusahaan India, Takachar, dan CEO-nya, Vidyut Mohan.

Pembakaran Sampah Sisa Panen

Darurat Polusi Udara di India
Warga India melintas saat polusi asap tebal menyelimuti sepanjang tepi sungai Yamuna di Agra, Uttar Pradesh, Rabu (3/1). Polusi udara di India kebanyakan berasal dari kendaraan diesel, tambang batu bara, dan pembakaran lahan. (XAVIER GALIANA / AFP)

“Di India, terutama di New Delhi, seperti yang banyak orang tahu, ada masalah polusi udara yang buruk. Salah satu penyebab utama polusi udara di India adalah pembakaran sisa-sisa tanaman setelah panen,” kata Pangeran William.

Vidyut, kata sang pewaris takhta Inggris, datang dengan gagasan yang ia nilai brilian. Yakni mengumpulkan residu panen dan memprosesnya dengan mesin yang bisa mengurangi asap.

“Sisa-sisanya bisa digunakan sebagai pupuk. Jadi pada akhirnya hal ini akan menguntungkan petani,” kata Pangeran William lagi.

Alat Kecil yang Bisa Dibawa Petani ke Kebun hingga Hutan

Lahore Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia
Kendaraan melintas di tengah kondisi kabut asap tebal di Lahore, Pakistan, pada 17 November 2021. Kota dengan lebih dari 11 juta orang di Provinsi Punjab dekat perbatasan dengan India ini secara konsisten menempati peringkat di antara kota-kota berpolusi udara terburuk di dunia. (Arif ALI/AFP)

Mesin dari Takachar ini bersifat portable, murah, dan berskala kecil. Alat yang ditempelkan di traktor petani ini, diklaim bisa mengurangi emisi asap hingga 95 persen.

“Jadi bisa langsung digunakan di perkebunan atau hutan untuk memproses limbah agrikultur seperti batang padi, sekam, tempurung kelapa,” kata Vidyut Mohan dalam pernyataannya.

 

Hidup dengan Masalah Polusi Udara

Vidyut Mohan yang merupakan warga India ini, merasakan betul bagaimana kualitas udara di negaranya yang ia sebut kurang baik. “Aku tahu kesehatanku dan keluargaku terdampak karena ini, dan kami hidup dalam masalah ini,” kata dia.

Karena itu, meraih kemenangan di The Earthshot Prize membuat dirinya begitu bungah.

“Hari saat kami memenangkan The Earthshot Prize adalah hari yang terlupakan. Mendapat pengakuan dari penghargaan lingkungan paling prestisius di dunia, akan membantu kesadaran atas masalah yang sedang kami coba atasi,” tutur Vidyut Mohan.

Infografis Bagimana Ancaman Bahaya Polusi Udara?
Infografis Bagimana Ancaman Bahaya Polusi Udara?.(Tri Yasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya