Liputan6.com, Jakarta Referensi para pencinta sinema di Indonesia pekan ini makin penuh warna berkat Not Friends yakni film Thailand karya sineas Atta Hemwadee yang juga merangkap sebagai penulis skenario.
Dibawa ke Indonesia oleh platform streaming KlikFilm, film Not Friends adalah wakil Thailand di Oscar 2024 kategori Film Internasional Terbaik, dulu dikenal dengan Film Berbahasa Asing Terbaik.
Film ini diperkuat performa tiga serangfkai Anthony Buisseret, Pisitpol Ekaphongpisit, dan Thitiya Jirapornsilp. Sesuai judul, Not Friends menawarkan tema persahabatan masa SMA. Bukan cinta melulu.
Advertisement
Di sinilah, menariknya. Atta Hemwadee mengelola topik bromance secara hangat. Berikut resensi film Not Friends. Bersiaplah menonton salah satu film terbaik Thailand 2023 ini di bioskop Tanah Air.
Pae Anak Pengusaha Tepung
Film Not Friends mengisahkan Pae (Anthony Buisseret), anak pengusaha tepung yang hidup pas-pasan. Di sekolah, ia mendapat teman baru, Joe (Pisitpol Ekaphongpisit) yang diam-diam jatuh hati pada Liew (Natticha Chantaravareelekha).
Suatu hari, Joe turun dari bus dan beroleh kabar bahagia bahwa cerpennya, menang lomba. Saking bahagianya, ia menyeberang jalan tanpa melihat ada mobil melintas. Joe ditabrak dan tewas seketika.
Pae yang ingin kuliah tanpa tes berencana membuat karya seni berupa film pendek tentang Joe. Pae yang belum lama kenal Joe mengaku kawan karib almarhum. Ibu Joe (Duangjai Hiransri) percaya saja hingga menghibahkan dana 50 ribu bath.
Bau busuk kebohongan Pae diendus Bokeh (Thitiya Jiraporn), teman Joe sejak SMP. Situasi makin kacau saat kepala sekolah menyumbang komputer Apple lalu seseorang dari masa lalu Joe, Ohm (Ingkarat Damrongsakkul) hadir.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Sahabat yang Telah Mangkat
Kekaguman terbesar saya kepada Not Friends terletak pada kesetiaan Atta Hemwadee mengulik tema persahabatan dua laki-laki, tanpa tergoda membelokkannya menjadi cinta-cintaan anak SMA, tema klise yang kerap diusung karena dipandang lebih komersial.
Porosnya ada pada penghormatan untuk sahabat yang telah mangkat. Sepintas terdengar tulus namun motif aslinya diurai dengan detail. Ini bukan soal menghalalkan segala cara karena Pae sebagai karakter utama sekaligus tersangka dipresentasikan dengan manusiawi.
Ada tema status sosial, putus cinta, perundungan, hingga cita-cita. Tema yang tidak jauh dari pergaulan SMA di belahan negara manapun hingga audiens (termasuk Indonesia, tentunya) bisa terkoneksi dengan mudah.
Panjang Umur, Sinema!
Topik-topik serius ini dijahit dalam desain komedi. Kadang, karakternya tampak komikal. Konyol. Serius. Selengekan kalau tak mau dibilang absurd. Celetukannya pun terkesan spontan hingga penonton curiga ini improvisasi.
Atta Hemwadee menjadikan Not Friends sebagai surat cinta kepada sinema. Ia layaknya Super 8 (JJ Abrams, 2011) atau malah Hugo (Marten Scorsese, 2011) di level yang lebih ringan sekaligus renyah.
Suasana kocak didapat dari proses pembuatan film pendek dengan Christopher Nolan dan Mission Impossible sumber acuan. Penghormatan terhadap Hollywood sebagai salah satu kiblat film dunia digarisbawahi dengan celetukan: Panjang umur, sinema!
Advertisement
Tema Persahabatan Sebagai Jantung Film
Not Friends dari aspek tema terasa fresh. Tema persahabatan adalah jantungnya. Penghormatan terhadap sinema adalah semangatnya. Keduanya dieksekusi dengan performa para bintang yang bersinar terang.
Anthony Buisseret sebagai karakter abu-abu terasa believable sekaligus konyol. Kadang, tak berpikir panjang. Kadang, idealis dalam menghadapi konflik tak terduga. Fluktuasi emosinya merefleksikan anak SMA pada umumnya. Dekat dan nyata.
Bokeh Bukan Pemanis
Di sisi lain, ada Pisitpol Ekaphongpisit yang berhasil membawakan Joe sebagai “biang kerok” sekaligus sumber motivasi pertemanan. Tanpa karakter ini, Not Friends dengan romantika masa sekolahnya, tak akan ada.
Catatan khusus untuk karakter Bokeh. Ia bukan sekadar pemanis lantaran cantik dan gemas. Di tangan Thitiya Jirapornsilp, ia menjadi polisi moral lalu di tengah jalan malah bingung sendiri oleh konsep persahabatan yang diyakini sejak awal.
Advertisement
Layak Disebut Mahakarya
Separuh pertama Not Friends terasa penuh warna dan hura-hura kalau tak mau dibilang ugal-ugalan. Setelahnya, ia memotret romantika pertemanan secara serius seraya mengajak penonton mendefinisikan ulang sahabat hingga integritas.
Fakta di beberapa adegan ada sejumput kisah cinta, memang tak terelakkan. Namanya juga anak sekolah. Namun, menu utama Not Friends tetap pertemanan yang dikemas, diolah, dan disajikan dalam takaran pas.
Tidak terlalu manis. Tidak terlalu getir oleh tragedi. Penuh warna tapi tak sampai bikin sakit mata. Ditegakkan dengan fondasi drama tanpa kesan lebay. Karenanya, tidak sulit untuk menyebut Not Friends sebagai mahakarya.
Pemain: Anthony Buisseret, Pisitpol Ekaphongpisit, Thitiya Jirapornsilp, Duangjai Hiransri, Ingkarat Damrongsakkul, Natticha Chantaravareelekha
Produser: Vanridee Pongsittisak, Baz Poonpiriya
Sutradara: Atta Hemwadee
Penulis: Atta Hemwadee
Produksi: Houseton Films
Durasi: 13 menit