Jazz Gunung Indonesia Berkomitmen Memberdayakan Kesenian untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Jazz Gunung Bromo kembali hadir untuk yang ke-16 kalinya.

oleh Aditia Saputra diperbarui 23 Jul 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 16:30 WIB
Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024
Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024

Liputan6.com, Jakarta Gelaran Jazz Gunung Bromo kembali hadir untuk yang ke-16 kalinya. Acara ini digelar di amfiteater Jiwa Jawa Resorts Bromo pada 19-20 Juli 2024. Sebelum acara dimulai, PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) mengadakan konferensi pers yang dihadiri oleh para founder JGI, Sigit Pramono dan Butet Kartaredjasa, direktur JGI Bagas Indyatmono, kurator JGI Dewa Budjana dan Bintang Indrianto, musisi Prancis Noé Clerc, mentor Bromo Jazz Camp Kevin Yosua, dan ahli batik Dudung Alisyahbana. 

Dalam setiap perhelatan Jazz Gunung Bromo, upaya untuk memberdayakan kesenian dan budaya menjadi pendorong utama dalam kontribusi untuk pariwisata dan ekonomi kreatif. Selama dua hari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo, yang dihadiri oleh 2.750 orang per hari, tercatat perputaran nilai ekonomi mencapai Rp 24.237.500.000,- dengan asumsi rata-rata belanja pengunjung Rp 8.000.000,- per orang. Transaksi ini terjadi di berbagai sektor industri pariwisata, termasuk kuliner, transportasi, perhotelan, hingga masyarakat sekitar.

Selain musik, sektor kesenian seperti fotografi dan batik juga turut diberdayakan. Tahun ini, Pasar Batik kembali hadir dalam acara Jazz Gunung Bromo. “Upaya ini dilakukan untuk menggerakkan perekonomian di Bromo yang biasanya hanya mengandalkan keindahan alam. Dengan adanya Jazz Gunung Bromo dan Pasar Batik, wisatawan akan tinggal lebih lama di Bromo,” ungkap Sigit Pramono.

 

Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024
Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024

Berbagai pihak sponsor seperti BCA, Jiwa Jawa, BRImo, Warna Agung, dan Eiger Adventure turut memberikan kontribusinya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia juga telah mendukung penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo sejak 2017. 

Keterlibatan BCA dalam Jazz Gunung Bromo terlaksana di bawah payung Bakti BCA, yang merupakan wujud komitmen perusahaan dalam memberi dampak positif bagi bangsa. VP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan, “BCA terus memperkuat komitmen mendukung perkembangan industri musik dan pariwisata nasional. Memasuki tahun ke-16 penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo, BCA sadar acara ini telah menjadi perhelatan yang dinanti penikmat musik jazz, sekaligus mempromosikan kekayaan alam serta seni Indonesia.”

 

Industri Musik Jazz

Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024
Elfa's Singer saat tampil di Jazz Gunung 2024

Semangat untuk mendukung industri musik jazz juga datang dari BRImo. “Kami berkomitmen mendukung industri musik, khususnya jazz. Kami ingin anak-anak muda mendapatkan pengalaman baru menggunakan transaksi cashless dengan BRImo. Sebagai mobile banking partner Jazz Gunung, kami memberikan sponsorship berupa program diskon dan cashback untuk pembukaan rekening,” jelas Wahyuningtyas Kurniawati, Regional Funding & Retail Transaction Banking Head BRI RO Malang. 

Setelah Jazz Gunung Bromo, rencananya akan ada Jazz Gunung Ijen di bulan Agustus dan Jazz Gunung Burangrang di bulan Oktober sebagai rangkaian Jazz Gunung Series 2024. “Wings ingin selalu dekat dengan masyarakat, salah satunya melalui kerja sama dengan Jazz Gunung. Kami ingin turut memajukan pariwisata dan perekonomian melalui produk Wings. Harapannya, Wings bisa terus mendukung rangkaian Jazz Gunung,” jelas Tirza Christina Seputra, Product Coordinator TOP Coffee.

 

Bromo Jazz Camp Jadi Ajang Regenerasi Musisi Jazz

Sebagai bentuk kepedulian terhadap musik jazz di Indonesia, Jazz Gunung Indonesia menggelar Bromo Jazz Camp. Program ini telah dipersiapkan sejak dua tahun lalu bersama Bagas Indyatmono, Sri Hanuraga, dan Cak Hend, dan akhirnya bisa terselenggara tahun ini. “Kami ingin membuat sesuatu yang tidak jadi perhatian di festival lain, bagaimana caranya membuat residensi dan regenerasi musisi muda. Tahun ini, kami bekerja sama dengan Legato Jazz Club untuk tujuan yang sama yaitu regenerasi musisi jazz,” jelas Bagas. 

Pelatihan intensif dimulai sejak 16 Juli 2024 bersama Kevin Yosua, Sri Hanuraga, dan Hansen Arief sebagai pengajar. Mereka juga diajak “turun gunung” ke Malang untuk tampil di komunitas jazz, dan pada 19 Juli 2024 mereka tampil di panggung Jazz Gunung Bromo, berkolaborasi dengan Noé Clerc Trio.

“Kami sangat difasilitasi oleh Jazz Gunung Bromo, yang memberikan kami kesempatan untuk menimba ilmu dan merasakan langsung persiapan pertunjukan jazz,” ungkap Wina, salah satu peserta Bromo Jazz Camp yang menjadi vokalis pada pertunjukkan ini.

Jazz Gunung Bromo diharapkan dapat terus menyelenggarakan program ini setiap tahunnya, memberikan pelatihan dan pengalaman berharga bagi musisi jazz muda, dan terus mendukung perkembangan musik jazz di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya