Liputan6.com, Jakarta - Satupena memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 dengan menulis buku bersama 40 penulis yang datang dari Sumatra hingga Papua.
Penulisan berlangsung di Puncak, Bogor, selama 3 hari yakni 30 Agustus-1 September 2024. “Ini baru pertama kali terjadi di Indonesia,” kata Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA, ditemui di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Baca Juga
Dijelaskan Denny JA, semua peserta diminta menulis dengan tema “Sudahkah Manusia Indonesia Merdeka?” Peserta boleh memilih bentuk tulisan fiksi atau nonfiksi, esai, cerpen, puisi, puisi esai, yang bisa selesai dalam 3 hari.
Advertisement
"Karena itu, peserta tidak diperkenankan menulis novel yang tidak mungkin selesai dalam 3 hari," Denny JA menuturkan.
Menikmati Suasana Menulis
Denny JA menambahkan, kami sengaja datang ke tempat yang sejuk dan indah di Puncak agar peserta menikmati suasana menulis yang baru dan berbeda.
Seluruh biaya training ini ditanggung oleh Satupena dan Yayasan Denny JA, yang bernilai Rp3 juta per orang. “Ini adalah bagian dari program Satupena tahun ini, disamping pelatihan menulis rutin yang diselenggarakan Satupena setiap tahun,” Denny JA menjelaskan.
Advertisement
Gelontorkan Duit Rp3,2 Miliar
Denny JA telah mengeluarkan dana hingga Rp3.2 miliar untuk membiayai program Satupena pusat selama 3 tahun, atau sejak dia dipilih menjadi Ketua Umum Satupena.
Program ini bertajuk “Writing Retreat Satupena bersama Okky Madasari” Setiap peserta akan dibimbing oleh Okky Madasari mulai dari mencari gagasan, mengembangkan gagasan, sampai penulisan.
Diberikan Kelompok Atau Individual
Bimbingan diberikan secara kelompok dan individual. Okky sendiri adalah anggota Dewan Penasihat Satupena dan pemilik OM Institute yang beralamat di Yogyakarta.
Para peserta yang berjumlah 40 penulis itu datang dari berbagai kota di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Usia peserta yang paling muda adalah 19 tahun, dan peserta senior hampir 70 tahun.
“Kami mengajak anggota Dewan Penasihat dan Pengurus Satupena Daerah mengikuti retreat ini sekaligus untuk healing dan gathering,” Denny JA mengakhiri.
Advertisement