Liputan6.com, Jakarta Sejak menit-menit awal film Korea Dark Nuns, penonton langsung dihajar dengan adegan bertensi tinggi. Sesosok remaja bernama Hee Joon (Moon Woo Jin) yang diikat di sebuah kasur, ngamuk tanpa terkendali. Ia berteriak, tertawa terbahak-bahak, dan melempar sumpah serapah pada dua pastor yang terlihat panik menghadapi situasi ini.Â
Di tengah kekalutan, datanglah Suster Giunia (Song Hye Kyo). Dengan jerigen besar berisi air suci di satu tangan, dan rokok yang menyala di tangan lain, ia masuk ke ruangan, bertatapan langsung dengan Hee Joon--dan makhluk yang merasuki tubuh remaja tersebut. Â
Baca Juga
Aneka makian dilayangkan Hee Joon kepada sang biarawati, namun Suster Giunia tak bergeming. Dengan wajah keras dan nada tegas, ia membacakan ayat suci lalu mengguyur Hee Joon dengan air suci. Suasana senyap. Namun kondisi tegang tak juga sirna.Â
Advertisement
"Dia bersembunyi lagi," kata Suster Giunia, merujuk kepada makhluk yang merasuki tubuh Hee Joon yang kini lunglai.
Sesi eksorsisme ini tak berakhir sampai di sini. Suster Giunia bertekad kuat untuk menyelamatkan nyawa Hee Joon, meski harus gontok-gontokan dengan para petinggi gereja.Â
Suster Michaela (Jeon Yeo Been) yang merupakan seorang dokter pun ia dekati. Michaela tak hanya memiliki akses ke rumah sakit tempat Hee Joon dirawat, Giunia tahu sang rohaniawati muda punya kelebihan yang selama ini ia sembunyikan dan tolak keberadaannya.Â
Berdua, kedua suster mencoba melakukan pengusiran entitas jahat dalam tubuh Hee Joon, dengan cara apa pun.
Tak Mengandalkan Sosok Mengerikan
Meski bergenre horor, jangan pikir penonton bakal diteror dengan kehadiran sosok-sosok mengerikan atau jump scare dalam film ini. Elemen ini dimasukkan secara sangat minim dalam Dark Nuns.
Selama hampir dua jam durasinya, film ini lebih mengedepankan suspense dalam dalam kehadiran entitas jahat--terutama pada proses eksorsisme yang memiliki porsi panjang di paruh akhir film.
Dark Nuns menampilkan dua elemen utama dalam okultisme. Yang pertama, kekuatan tipu daya iblis untuk manusia. Sumpah serapah, rayuan, permohonan, hingga upaya mempermalukan para rohaniawan keluar secara bergantian dari mulut Hee Joon.
Moon Woo Jin jelas punya tanggung jawab besar dalam film ini. Di paruh akhir Dark Nuns, saat sequence puncak, ia mesti menampilkan gestur besar yang membutuhkan fokus dan tenaga: menggeliat, meronta, serta misuh dalam bahasa Latin maupun Korea. Dalam konfrontasi di eksorsisme, ia adalah antitesis Suster Giunia yang dingin dan kokoh bak batu karang.
Namun dalam bagian lain Moon Woo Jin juga mesti menampilkan emosi Hee Joon asli yang begitu putus asa, dan kedua sisi ini berhasil ia tampilkan dengan baik.
Artinya, sudah sepatutnya sineas Negeri Ginseng memasukkan Moon Woo Jin dalam radar mereka ke depannya.Â
Â
Advertisement
Kekuatan Doa dan Efek Suara
Elemen besar kedua dalam film ini, adalah soal iman. Keyakinan yang kuat dari seorang hamba untuk berpasrah dan meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini dituangkan dalam dialog-dialog yang menampilkan ayat suci dan doa.
Perihal ini, mengingatkan pada hal serupa yang ditampilkan dalam film horor lokal Qodrat dan Ayat Kursi-nya. Betapa baris demi baris ayat suci yang ditampilkan dengan penuh tenaga, sekuat daya upaya manusia melawan kuasa gelap dengan bahan bakar berupa iman krpada Tuhan.Â
Dark Nuns menggunakan tata suara yang dikemas sedemikian rupa untuk memaksimalkan elemen ini. Suara pembacaan doa yang tumpang tindih dengan volume berdentam-dentam, membuat penonton seakan doajak ikut tenggelam dalam energi sepanjang prosesi.Â
Artinya, pengalaman maksimal menyaksikan film ini memanglah di bioskop. Atau setidak-tidaknya dengan headphone kualitas mumpuni untuk merasakan pengalaman "didoakan Song Hye Kyo" secara maksimal.Â
Poin lain--yang juga berani--adalah film ini menggabungkan elemen eksorsisme Katolik dengan shamanisme Korea Selatan. Ini cukup membedakan Dark Nuns dengan film genre sejenis.Â
Karisma Song Hye Kyo
Song Hye Kyo ketiban tanggung jawab besar dalam Dark Nuns, karena Suster Giunia--yang dalam pemberitaan kerap ditulis sebagai Junia--adalah nyawa dalam film ini. Namun ia juga berhasil menghidupkan karakter multidimensi ini dengan cukup meyakinkan.Â
Dari luar memang tampak dingin, kuat dan tak peduli, tapi gestur dan ekspresinya menampilkan berbagai emosi secara subtil. Kemarahan pada birokrasi gereja, rasa ingin melindungi Hee Joon, hingga kerapuhan dan kepasrahan Giunia.Â
Layar makin berwarna dengan kehadiran Jeon Yeo Been sebagai suster Michaela yang masih hijau di bidang pengusiran setan. Chemistry keduanya menutupi alur cerita yang kadang terasa terburu-buru dan instan.Â
Hadir pula Lee Jin Uk sebagai Pastor Paolo, mentor Suster Michaela yang sayangnya, kurang terlalu dimanfaatkan dalam plot cerita. Namun setidaknya, ada satu kejutan yang dihadirkan di pengujung film menunggu penonton.Â
Dark Nuns akan mulai tayang di bioskop Tanah Air mulai Jumat, 24 Januari 2025.Â
Advertisement