Liputan6.com, Jakarta Sebuah unggahan dari Jae Park atau eaJ menarik perhatian penggemar di Indonesia. Pasalnya, ia ikut bersuara atas kondisi sosial-politik yang terjadi di negara +62.
Senin (24/3/2025), ia membagikan ulang video yang dibagikan seorang warganet Indonesia. Dalam rekaman itu ditampilkan kondisi sebuah demonstrasi yang ricuh, dengan beberapa peserta demo dipukuli dan diseret sejumlah orang berpakaian preman.
Dalam narasi yang dibagikan warganet, disebutkan bahwa kejadian dalam video adalah demo menolak UU TNI yang berlangsung di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur.
Advertisement
“Protestors are being beaten and kidnapped (Peserta protes dipukuli dan diculik),” tulis eaJ di awal unggahannya. Ia juga menyorot aksi teror yang dialami wartawati Tempo baru-baru ini.
“Severed animal heads are being sent to news outlets. Day by day people are losing not only their rights but their will to fight for them (Kepala binatang yang dipenggal dikirim ke kantor media. Hari demi hari orang-orang tak hanya kehilangan hak mereka, tapi juga kemauan untuk memperjuangkannya),” tulisnya lagi.
Langsung Viral
Di pengujung unggahan, mantan personel DAY 6 ini juga mencolek salah satu akun resmi Dewan Hak Asasi Manusia PBB. “Where are you @UNHumanRights,” tulisnya.
Unggahan ini viral. Sekitar 10 jam setelah dicuitkan, unggahan ini disukai 69 ribu warganet dan dibagikan ulang 41 ribu kali.
Advertisement
Jae Park dan Indonesia Darurat
Sejatinya, ini bukan pertama kali eaJ bersuara soal kondisi politik di Indonesia. Tahun 2024, ia ikut membagikan peringatan Indonesia Darurat. Kala itu, pria bernama asli Park Jae Hyung menyadari bahwa unggahan seperti ini sebenarnya bisa merugikannya. Namun ia merasa harus ikut berbicara.
"(Aku menyadari bahwa aku bisa saja kehilangan kesempatan di tempat yang kucintai bersama orang yang kucinta, tapi lebih mustahil lagi untuk diam sementara kawan sebayaku berjuang menyebarkan kesadaran mengenai ini),” tulisnya di Instagram dan X atau Twitter.
Di pengujung pesan, eaJ menulis, “Mohon sisihkan sedikit waktu untuk membaca ini bila kalian punya waktu, dan mohon jaga diri di luar sana.”
Demonstrasi di Gedung Grahadi
Sementara itu, diberitakan kanal Regional Liputan6.com, sebanyak 25 demonstran tolak UU TNI di depan Gedung Grahadi Surabaya, diamankan pihak Polrestabes Surabaya. Sedangkan 15 polisi dikabarkan luka-luka akibat unjuk rasa yang dimulai siang hingga malam kemarin.
Koordinator Divisi Advokasi KontraS Surabaya, Fatkhul Khoir mengungkapkan, pihaknya datang ke Polrestabes Surabaya karena ada laporan penangkapan 25 demonstran.
"Dari puluhan orang sudah terpantau dua di antaranya mahasiswa. Ada Solikin, satunya Revalino anak Fisip Unair jurusan Sosiologi. Sedangkan yang lain belum diketahui," ujarnya, Senin (24/3/2025).
Advertisement
