Akhirnya Ustad Yusuf Mansyur memenuhi panggilan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Pemanggilan OJK ini berkenaan dengan bisnis investasi yang dikelola sang ustad. Ustad Yusuf Mansyur pun mengklarifikasi perihal pengumpulan dana jemaah atau masyarakat yang dikelolanya.
Namun, Ustad Yusuf Mansur membantah tuduhan bahwa investasi yang dikembangkannya adalah investasi bodong. Buktinya, meski dikabarkan uang yang diinvestasikan diambil untuk keperluan pribadinya, menurut Ustad Yusuf hingga saat ini tak ada satu pun jemaah yang melaporkannya.
"Ada nggak (jemaah) yang kemudian lapor? Ada nggak mereka yang merasa sudah taruh duitnya ke saya terus ketar-ketir? Saya tanya sih nggak ada yang lapor," jelas Ustad Yusuf Mansyur, saat dijumpai di Kantor OJK yang terletak di Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2013).
Ustad Yusuf mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya ia hanya mengandalkan kepercayaan. "Yang diberitakan ratusan miliar, aminin saja, senang dong sebagai orang yang dipercaya. Tapi yang benarnya itu 20-an miliar [rupiah]," terangnya.
Dari uang investasi tersebut, Ustad Yusuf Mansur membangun sebuah hotel untuk menampung para jemaah yang akan berangkat haji di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Ia juga berencana membangun hotel yang sama di Mekah.
"Yang di Madinnah dan Mekah nggak ada. Masak kalah sama Malaysia, jemaah hajinya cuma dua jutaan, tapi punya hotel di Mekah. Kita orangnya dua ratus juta, sebanyak itu jemaahnya, masa nggak punya hotel di sana," katanya.(Waswas/Fei/Ans)
Namun, Ustad Yusuf Mansur membantah tuduhan bahwa investasi yang dikembangkannya adalah investasi bodong. Buktinya, meski dikabarkan uang yang diinvestasikan diambil untuk keperluan pribadinya, menurut Ustad Yusuf hingga saat ini tak ada satu pun jemaah yang melaporkannya.
"Ada nggak (jemaah) yang kemudian lapor? Ada nggak mereka yang merasa sudah taruh duitnya ke saya terus ketar-ketir? Saya tanya sih nggak ada yang lapor," jelas Ustad Yusuf Mansyur, saat dijumpai di Kantor OJK yang terletak di Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2013).
Ustad Yusuf mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya ia hanya mengandalkan kepercayaan. "Yang diberitakan ratusan miliar, aminin saja, senang dong sebagai orang yang dipercaya. Tapi yang benarnya itu 20-an miliar [rupiah]," terangnya.
Dari uang investasi tersebut, Ustad Yusuf Mansur membangun sebuah hotel untuk menampung para jemaah yang akan berangkat haji di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Ia juga berencana membangun hotel yang sama di Mekah.
"Yang di Madinnah dan Mekah nggak ada. Masak kalah sama Malaysia, jemaah hajinya cuma dua jutaan, tapi punya hotel di Mekah. Kita orangnya dua ratus juta, sebanyak itu jemaahnya, masa nggak punya hotel di sana," katanya.(Waswas/Fei/Ans)