Liputan6.com, Surabaya- Wafatnya Presiden ke-3 RI, BJ Habibie menyisakan dukacita mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi guru dan siswa.
Ratusan guru serta siswa MTs YPM 1 Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur juga turut melakukan doa bersama dan tahlil sebagai ungkapan duka sekaligus bentuk kecintaan kepada BJ Habibie. Kegiatan dilakukan di halaman sekolah setempat, Kamis (12/9/2019).
Melansir Antara, Kepala MTs YPM 1 Wonoayu, Suhardi menuturkan, doa bersama dan tahlil dilakukan sebagai bentuk ungkapan dukacita yang mendalam. Bendera merah putih setengah tiang pun kami kibarkan di sekolahan menandakan hari berkabung nasional.
Advertisement
Dia menuturkan, BJ Habibie adalah sosok bapak bangsa, terutama dalam bidang teknologi. Jasa BJ Habbibie tak terhitung jumlahnya, di antaranya telah mendirikan sekolah yang fokus dalam bidang teknologi.
"Bahkan banyak sekolah yang didirikan beliau berkaitan di bidang teknologi. Karena beliau ingin ada penerusnya di bidang teknologi," ungkapnya.
Baca Juga
Tak hanya itu, BJ Habibie juga dapat menjadi teladan bangsa, khususnya bagi para siswa agar dapat berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Acara ini diharap mampu memicu semangat siswa dalam menuntut ilmu, khususnya ilmu sains dan teknologi. Kemudian dapat meniru jejak langkah almarhum yang penuh prestasi itu. Tak hanya itu, Suhardi juga berharap, dengan mendoakan orang yang meninggal, dapat menumbuhkan kepedulian dalam diri siswa.
"Dengan adanya kegiatan ini, para siswa akan lebih giat belajar agar berprestasi seperti almarhum bapak BJ Habibie. Kami juga ingin menanamkan rasa jiwa nasionalisme kepada para siswa seperti BJ Habibie yang sangat mencintai Indonesia dan dikagumi masyarakat Indonesia bahkan di mancanegara," jelas Suhardi.
Lebih lanjut, Suhardi menuturkan, kepergian BJ Habibie meninggalkan rasa kehilangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurutnya, para muridnya juga telah kehilangan sosok bapak bangsa yang berprestasi.
"Begitu juga para siswa ini, mereka merasa kehilangan sosok seorang bapak bangsa yang selama ini menjadi inspirasi mereka untuk berprestasi, agar bisa meniru jejak almarhum, yang mampu berkarir di dunia internasional di bidang teknologi pesawat terbang," lanjutnya.
Salah satu siswa MTs YPM 1 Wonoayu, Sidoarjo, Ani May sangat kehilangan dan merasa sedih atas meninggalnya Bapak Teknologi Indonesia.
"Beliau adalah inspirasi bangsa, beliau mampu menciptakan pesawat. Kami sangat bangga kepada beliau yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia. Semoga kami bisa meneruskan jejak beliau," ujarnya pada antaranews.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini
Gus Muhdor: Santri Harus Teladani BJ Habibie
Sebelumnya, Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie tutup usia pada 11 September 2019 pukul 18:05 WIB. Kepergian BJ Habibie meninggalkan duka bagi bangsa Indonesia.
Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, Muhdor Ali berpesan agar kalangan santri dapat meneladani sosok Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie. Menurut Muhdor, kini sains dan teknologi menjadi tradisi bagi para santri.
"Sampai-sampai di seluruh kalangan santri muncul istilah yang sangat terkenal, yaitu harus berhati Mekkah, berotak Habibie. Visi keilmuan agama berpadu dengan visi sains serta teknologi, karena memang itu tak bisa dipertentangkan. Agama mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Muhdor di Sidoarjo, Kamis (12/9/2019), dilansir Antara.
Muhdor menuturkan, upaya mendekatkan sains dan teknologi sudah dimulai sejak pendidikan dasar. Banyak santri telah menjadikan Habibie sebagai sosok inspirasi dalam menuntut ilmu. Dia menuturkan, BJ Habibie memang layak menjadi teladan ideal.
"Dunia santri ini dunia yang menuntut ilmu sampai akhir hayat, utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi atau dalam bahasa di ilmu kependidikan itu 'long life education'. Apa yang dilakukan Pak Habibie sepanjang hidupnya mencerminkan itu. Jadi kita para santri harus meneladani beliau," ujar dia.
Melansir Antara, Santri, sains dan teknologi sudah menjadi satu kesatuan. Buktinya, lanjut Muhdor, banyak ayat di Al Quran mengajarkan umat Islam agar menggunakan akalnya untuk mencermati alam semesta, artinya seseorang dituntut mempelajari sains dan teknologi.
"Banyak ayat yang juga disertai pertanyaan afala ta'qilun atau afala tatafakkarun yang artinya tidakkah kamu sekalian berpikir," kata putra KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) tersebut.
Gus Muhdor berpendapat, penguasaan sains dan teknologi dapat membuat santri bisa membantu masyarakat. Tak hanya itu, santri juga dapat memajukan daerah serta negara.
"Kalau santri jelas cinta NKRI, jadi teknologi yang dikuasai pasti untuk kemaslahatan, bukan untuk merongrong negara," ujar alumnus Ponpes Lirboyo Kediri itu.
Sains dan teknologi diperkenalkan secara intes di Ponpes Bumi Sholawat, lanjutnya. Di pesantren tersebut terdapat berbagai laboratorium berbasis teknologi. Lomba sains antarsantri juga kerap dilaksanakan untuk memacu penguasaan teknologi para santri.
"Dengan meneladani Pak Habibie, kami ke depan terus memperkuat tradisi sains dan teknologi di kalangan anak-anak muda Sidoarjo dan dari seluruh Indonesia yang mondok di sini. Semoga lahir Habibie-Habibie baru di pesantren dan komunitas pendidikan yang ada di Sidoarjo," tuturnya.
Selain itu, Gus Muhdor juga turut mengajak seluruh santri melakukan shalat gaib serta bertahlil untuk BJ Habibie. Lingkungan pesantren juga telah mengibarkan bendera setengah tiang dalam rangka hari berkabung nasional.
"Kami juga sudah mengontak para wali santri untuk bersama-sama mengirimkan alfatihah kepada Pak Habibie," kata Muhdor.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement