Liputan6.com, Jakarta - Panasnya Surabaya, Jawa Timur akan berkurang bila dikelilingi oleh tanaman hijau. Selain menambah sejuk, tanaman juga memiliki nilai estetik sebagai penghias rumah.
Walau tidak memiliki lahan untuk berkebun, ada banyak cara kreatif yang bisa dilakukan agar rumah tetap penuh tanaman hijau. Metode penanaman yang sekarang sedang tren di Surabaya adalah Kokedama. Cara penanaman ala Kokedama ini bersifat praktis dan ramah lingkungan.
Di Surabaya, terdapat kelompok tani yang aktif produksi Kokedama. Kelompok Tani Sekar Arum Dukuh Pakis namanya. Melansir informasi dari unggahan akun Instagram @dkppsurabaya, kelompok tani ini aktif membuat serta memberi pelatihan seni penanaman Kokedama.
Advertisement
Ketua dari Kelomok Tani Sekar Arum Dukuh Pakis, Khoir Ruba'I mengungkapkan, awal ilmu membuat Kokedama datang dari pelatihan dari Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya.
"Proses Kokedama ini awalnya saya dapet pelatihan dari dinas pertanian Kota Surabaya," ucapnya dalam unggahan.
Baca Juga
Setelah mendapatkan pelatihan, Ruba’i selalu meindaklanjuti ilmu yang didapatkan. Ia langsung mempraktikkan pembuatan Kokedama itu di rumahnya. Kokedama pun menjadi ikon RT 01, domisili Kelompok Tani Sekar Arum Dukuh Pakis.
Sejak Maret 2019, Ruba’i juga mempromosikan produk Kokedamanya melalui akun Instagram. Dengan akun bernama @java_kokedama_soerabaja, banyak terpajang hasil-hasil Kokedama yang indah. Produk ini dijual dengan harga murah, dimulai dari Rp 40.000.
"Kisaran harga kalau sudah jadi kokedama ini mulai dari 40.000, sampai tak terbatas, tergantung jenis bunganya," ucap Ruba’i.
Kini tanaman Kokedama menjadi salah satu ladang ekonomi bagi Ruba’i. Keuntungan yang didapat dari penjualan ini sekitar 30-40 persen.
Ruba’i mengatakan, Kokedamanya telah dipamerkan di beberapa kegiatan, salah satunya Surabaya Great Expo 2019 pada 14 Agustus 2019 lalu. Karya Kokedamanya menjadi salah satu produk yang dipamerkan di stand DKPP Kota Surabaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Apa itu Kokedama?
Bicara tentang Kokedama, sebenaranya apa itu Kokedama?
Melansir dari akun Instagram @surabaya, Kokedama adalah seni membuat pot praktis, unik, dan murah. Selain menjadi penghias rumah, Kokedama juga dpaat dijadikan peluang bisnis.
Kokedama berasal dari bahasa Jepang yaitu "koke" berarti "lumut" dan "dama" berarti “bola”. Seperti namanya, seni menanam dari Jepang ini memanfaatkan lumut yang dipadatkan, lalu dibentuk bulat layaknya bola sebagai pembungkus media tanam. Dari bahannya yang unik itu Kokedama sering mendapat julukan “si bola lumut penghias rumah”.
Namun, keberadaan lumut sulit ditemukan di wilayah perkotaan padat penduduk seperti Surabaya. Maka dari itu, limbah serabut kelapa dipilih menjadi pengganti lumut, seperti yang digunakan oleh Kelompok Tani Sekar Arum Dukuh Pakis.
Dalam laman humas.surabaya.go.id, Ruba’i menjelaskan, bahan-bahan yang dibutuhkan saat membuat Kokedama. Bahan itu mulai dari tanaman, pupuk, limbah, serabut kelapa, benang jahit, dan benah wol adalah bahan yang harus disiapkan.
Sedangkan untuk limbah serabut kelapanya sendiri, sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu baru dapat digiling dengan mesin hingga teurai, kemudian dicuci dan dikeringkan. Tanaman yang dapat digunakan untuk Kokedama adalah tanaman berjenis akar serabut kecil.
"Awalnya, disiapkan dulu alat dan bahannya. Kemudian tanaman dikeluarkan dari polybag dan dipindahkan ke atas serabut kelapa yang sudah ditata di atas meja, diberi tanah dan pupuk, terus dibentuk bulat, dikemas pakai serabut kelapa itu tadi. Setelah itu dililit pakai benang jahit. Finishingnya, di lilit lagi pakai benang wol," ujar Ruba’ih.
Bila sudah rampung, kokedama dapat dimodifikasi dengan ditambahkan gantungan, atau diletakkan di atas tatakan kayu. Modifikasi ini membuat Kokedama terkesan unik namun tetap natural.
Kelebihan metode penanaman seperti Kokedama ini adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Selain itu, Kokedama juga bersifat fleksibel, dapat diletakkan di ruang tertutup, serta memiliki nilai estetik sebagai penghias rumah.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement