Muncul Semburan Minyak di Kutisari Surabaya, PGN Pastikan Tak Ada Jaringan Pipa

Rumah yang dihuni pasangan Lisawati dan Setiawan di Jalan Kutisari Indah Utara III/19 Surabaya, mengeluarkan semburan lumpur bercampur minyak bumi mentah dan gas metana.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Sep 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 11:00 WIB
Asal-usul Nama Jalan Gunungsari Surabaya yang Bakal Diganti Nama Siliwangi
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Surabaya - Rumah yang dihuni pasangan Lisawati dan Setiawan di Jalan Kutisari Indah Utara III/19 Surabaya, mengeluarkan semburan lumpur bercampur minyak bumi mentah dan gas metana, sejak pukul 13.00 WIB, Senin, 23 September 2019.

Titik semburan yang berada di halaman rumah korban, sementara ini hanya ditampung dalam karung plastik. Sebab dikhawatirkan kalau tidak dibuang, minyak mentah bercampur lumpur itu bisa membanjiri rumah tersebut.

Sejumlah instansi pemerintah yang terdiri dari PGN, Dinas LH Surabaya, Kecamatan Tenggilis, Kelurahan Kutisari, Polsek Tenggilis, Koramil Tenggilis serta Satpol PP dan BPB Linmas Surabaya, berada di lokasi karena semburan itu tak berhenti.

"Tim Penanganan Gangguan PGN sudah mendatangi lokasi, bergerak memeriksa dengan alat detektor gas," tutur Sales Area Head PGN Surabaya, Misbachul Munir.

Dia menyampaikan, memang terbukti di lokasi terdapat methane, tapi di lokasi itu tidak ada jaringan pipa PGN di area perum Kutisari.

"Bahkan menurut warga, area perum Kutisari diduga bekas pengeboran minyak pertamina," ujar dia.

Sementara itu, karyawan bagian Sumber Daya Manusia PT Klasik Prima Karpet, Waskito mengatakan, awal mulanya penunggu rumah melaporkan adanya lubang di halaman rumah tersebut yang mengeluarkan semburan kecil berupa gelembung seperti lumpur.

"Saya mendapat laporan itu langsung meluncur ke rumah dinas ini. Awalnya kami menutup satu lubang dengan cara menyumbatnya menggunakan karung palstik. Semburan itu tidak mampet tapi justru muncul di titik lain," katanya.

"Itu juga kami lakukan dengan cara sama dan tetap saja muncul lubang baru. Akhirnya kami biarkan dan kami laporkan ke kelurahan dan kecamatan," Waskito menambahkan.

Sedangkan pihak Dinas LH Surabaya masih berjaga di lokasi. Dinas LH Surabaya bersama pihak ESDM Provinsi Jatim akan menangani lebih lanjut. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Semburan Lumpur Keluar di Perumahan Kutisari Surabaya

Sebelumnya, Warga Perumahan Kutisari Indah Utara, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya dihebohkan oleh semburan lumpur yang keluar dari di depan pekarangan rumah seorang warga pukul 13.00 WIB, Senin 23 September 2019.

"Semburan lumpur pertama kali ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB," kata seorang pegawai Bagian SDM PT Klasik Prima Karpet, Waskita, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, dikutip dari Antara.

Menurut dia, pada awalnya dipanggil oleh pimpinan PT Klasik Prima Karpet, Lisawati, untuk mengecek adanya semburan lumpur di rumah dinasnya di Kutisari Indah Utara III/19. Mendapati hal itu, ia langsung menuju lokasi kejadian.

"Setelah saya lihat ternyata ada semburan lumpur. Saya mencoba menghambat dengan menutup lubang semburan lumpur dengan plastik. Ternyata bisa tersumbat, tapi kemudian pindah ke titik lain. Saya tutup lagi, tapi pindah ke titik lainnya. Saya simpulkan kalau saya tutup berulang-ulang akan muncul di tempat yang lain juga," ujarnya.

Mendapati hal itu, Waskito berhenti menutup semburan lumpur tersebut dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan RW. Beberapa jam kemudian datang pihak kepolisian, kelurahan, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

"Mereka membantu memikirkan solusinya," kata dia.

Penjelasan Ahli

Waskito menjelaskan, di kawasan Kutisari Indah memang dahulunya sering terjadi semburan lumpur, biasanya terjadi di saluran air umum maupun di tanah kapling milik warga.

"Bahkan warga sering mengambilnya untuk bahan minyak mentah dengan cara memakai handuk atau rumput alang-alang. Teknisnya memisahkan menjadi minyak saya tidak tahu," katanya.

Saat ditanya dominan mana antara gas dan minyak atas semburan lumpur tersebut, Waskito mengatakan, petugas Perusahaan Gas Negara (PGN) menyampaikan ada unsur gas metan dan juga unsur minyaknya.

"Tapi baunya tidak begitu menyengat. Saya mencoba tangan saya masuk ke dalam lubang lumpur, tapi tidak ada rasa panas atau gatal," katanya.

Sementara itu, Camat Tenggilis Mejoyo, Ahmad Daya Prasetyono mengatakan pihaknya belum bisa memberikan penjelasan terkait hal tersebut karena saat ini masih diselidiki pihak Dinas Lingkungan Hidup Surabaya dan pihak terkait.

"Jangan saya, nanti humas pemkot yang memberikan penjelasan," katanya singkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya