Semburan Lumpur Keluar di Perumahan Kutisari Surabaya

Warga Perumahan Kutisari Surabaya dihebohkan dengan adanya semburan lumpur yang keluar di halaman rumah salah satu warga

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2019, 23:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 23:30 WIB
Asal-usul Nama Jalan Gunungsari Surabaya yang Bakal Diganti Nama Siliwangi
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Perumahan Kutisari Indah Utara, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya dihebohkan oleh semburan lumpur yang keluar dari di depan pekarangan rumah seorang warga pukul 13.00 WIB, Senin 23 September 2019.

"Semburan lumpur pertama kali ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB," kata seorang pegawai Bagian SDM PT Klasik Prima Karpet, Waskita, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, dikutip dari Antara.

Menurut dia, pada awalnya dipanggil oleh pimpinan PT Klasik Prima Karpet, Lisawati, untuk mengecek adanya semburan lumpur di rumah dinasnya di Kutisari Indah Utara III/19. Mendapati hal itu, ia langsung menuju lokasi kejadian.

"Setelah saya lihat ternyata ada semburan lumpur. Saya mencoba menghambat dengan menutup lubang semburan lumpur dengan plastik. Ternyata bisa tersumbat, tapi kemudian pindah ke titik lain. Saya tutup lagi, tapi pindah ke titik lainnya. Saya simpulkan kalau saya tutup berulang-ulang akan muncul di tempat yang lain juga," ujarnya.

Mendapati hal itu, Waskito berhenti menutup semburan lumpur tersebut dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan RW. Beberapa jam kemudian datang pihak kepolisian, kelurahan, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

"Mereka membantu memikirkan solusinya," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Penjelasan Ahli

Waskito menjelaskan, di kawasan Kutisari Indah memang dahulunya sering terjadi semburan lumpur, biasanya terjadi di saluran air umum maupun di tanah kapling milik warga.

"Bahkan warga sering mengambilnya untuk bahan minyak mentah dengan cara memakai handuk atau rumput alang-alang. Teknisnya memisahkan menjadi minyak saya tidak tahu," katanya.

Saat ditanya dominan mana antara gas dan minyak atas semburan lumpur tersebut, Waskito mengatakan, petugas Perusahaan Gas Negara (PGN) menyampaikan ada unsur gas metan dan juga unsur minyaknya.

"Tapi baunya tidak begitu menyengat. Saya mencoba tangan saya masuk ke dalam lubang lumpur, tapi tidak ada rasa panas atau gatal," katanya.

Sementara itu, Camat Tenggilis Mejoyo, Ahmad Daya Prasetyono mengatakan pihaknya belum bisa memberikan penjelasan terkait hal tersebut karena saat ini masih diselidiki pihak Dinas Lingkungan Hidup Surabaya dan pihak terkait.

"Jangan saya, nanti humas pemkot yang memberikan penjelasan," katanya singkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya