Pemkab Sidoarjo Minta Generasi Muda Tak Lupakan Jati Diri

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengingatkan kepada generasi muda yang ada di kabupaten setempat supaya tidak melupakan jati dirinya yakni kesenian dan budaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2019, 17:08 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2019, 17:08 WIB
Ilustrasi Generasi Milenial (iStockphoto)
Generasi Milenial Tidak Menyadari Bahwa Masalah Kesehatan Tengah Mengintai Mereka Gara-gara Kebiasaan Buruk yang Mereka Kerjakan (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengingatkan kepada generasi muda yang ada di kabupaten setempat supaya tidak melupakan jati dirinya yakni kesenian dan budaya.

Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menuturkan, saat ini banyak seni dan budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. "Kami berharap generasi muda bisa menguasai teknologi, tetapi yang tidak boleh tercabut adalah akar seni dan budayanya," kata dia saat menghadiri Jenggolo Manik Show 2019, di Museum Mpu Tantular, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Kamis, 24 Oktober 2019.

Pria yang akrab dipanggil Cak Nur ini menuturkan, dalam kehidupan ini yang diinginkan kebahagiaan dunia dan di akhirat. "Namun pada dasarnya makhluk yang mulia itu adalah yang berseni budaya. Itu yang membedakan, salah satunya kesenian dan budaya, karena dengan menghidupkan kesenian bisa melestarikan asli jati diri manusia," ujar dia.

Ia mengatakan, yang membuat kehidupan indah dan sebagai pembeda itu adalah kesenian dan budaya itu sendiri. "Budaya luar negeri bisa ditangkap, tetapi sangat naif kalau generasi muda tidak tahu budaya sendiri," tutur dia.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jenggolo Manik

Pada kesempatan yang sama, Kepala Museum Mpu Tantular Edi Iriyanto mengatakan, pihaknya memberikan kesempatan kepada pegiat seni untuk berkreasi dengan label sahabat Museum Mpu Tantular.

"Salah satunya Sahabat museum bernama Jenggolo Manik. Di dalamnya ada pengembangan seni Macapatan, Geguritan yang ada nilai ada hakikat hidup untuk disampaikan pada proses belajar," kata dia.

Dia menuturkan, Jenggolo Manik terus berupaya mendidik anak sekolah belajar Macapat, dan membantu petugas musim kalau ada rombongan datang untuk dipandu diajari Macapat, Campur sari dan juga Tembang.

"Kami di museum ini memberikan fasilitas terutama teman Sidoarjo. Silakan gunakan sebagai tempat bermain, berwisata dan juga laboratorium," ujar dia.

Pada  2020, kata dia, anak sekolah diangkut bus belajar di tempat museum dan berdayakan sahabat museum untuk belajar di museum. "Nantinya diberdayakan anak sekolah di Sidoarjo dan menjadi percontohan ditiru daerah lain sebagai upaya meningkatkan belajar mengajar di luar sekolah," ujar dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya