Liputan6.com, Surabaya - Tiga mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu dan Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menyabet Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) History Days 2019 pada Rabu 23 Oktober 2019.
Lomba yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Sejarah, Universitas Padjadjaran, Bandung ini mengangkat tema Citra Diri: Gaya Hidup Masa Lalu sebagai Gaya Hidup Masa Depan. Tim Universitas Airlangga memilih untuk mengangkat sub tema pendidikan dengan mengulik gaya hidup Kaum Bumiputera Terpelajar yakni di Surabaya.
Titik tumpu penulisan mereka adalah menyoroti gaya hidup orang-orang elit terpelajar yang mendapatkan pendidikan dengan orang-orang awam yang tidak mendapatkan pendidikan dari sekolah dasar Belanda.
Advertisement
Baca Juga
Topik tentang pendidikan yang mempengaruhi gaya hidup kaum Bumiputera itu menarik mereka, karena banyak tokoh-tokoh nasional yang dulunya menimba pendidikan di Surabaya. Selain itu, gaya hidup soal pendidikan belum banyak dibahas dan jarang disoroti dalam ilmu sejarah.
Tim yang beranggotakan Najib Zahrou, Noviani Mariyatul Hakim, dan Nabila Amelia itu tidak sia-sia menginjakkan kaki di Bandung. Perjuangan mereka sebagai mahasiswa tingkat akhir menjadi kekuatan untuk mengharumkan nama Universitas Airlangga di tingkat nasional.
Salah satu anggota tim, Nabila Amelia mahasiswa Universitas Airlangga asal Surabaya, mengaku perlombaan kali ini menjadi salah satu pengalaman berharga bagi ia dan tim. Pertama kali bagi mereka memenangkan perlombaan dan mampu mengharumkan nama kampus pada 2019.
"Pasti seneng banget, lah. Karena ini pengalaman pertama buat kami karena bisa meraih kemenangan,” ungkapnya, Jumat, 1 November 2019.
Perjuangan mereka untuk memenangkan lomba tidak mudah. Di samping karena keharusan mereka untuk pintar membagi waktu antara skripsi dan lomba, mereka juga harus pintar memanajemen waktu dengan segala kegiatan yang diikuti.
Berbagai hal dengan detail diperhatikan. Seperti struktur atau komposisi tulisan yang pas, pengumpulan sumber baik dari literatur dan wawancara, serta penyesuaian pendapat antar anggota.
Nabila juga menyampaikan, saat wawancara merupakan hal paling berkesan dalam perjalanannya. Hal tersebut karena dapat melatih public speaking, cara membawa diri di lingkungan masyarakat, dan menarasikan kembali informasi yang didapat dari narasumber melalui kritik sumber.
"Yang berkesan menurut kami saat wawancara, sih. Soalnya itu melatih public speaking juga. Bagaimana membawa diri di lingkungan masyarakat. Kemudian mencocokkan cerita dari narasumber di lapangan dengan sumber-sumber tertulis yang kami temukan,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sejarah Kerap Dilupakan
Sementara itu, Noviani Mariatul Hakim salah satu anggota tim yang lain mengatakan, kerap kali sejarah dilupakan masyarakat. Oleh sebab itu, tugas mahasiswa dan para sejarawan adalah membumikan kembali sejarah Indonesia. Hal itu bisa digunakan sebagai kilas balik serta pembelajaran bagi kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang.
Pesan juga disampaikan oleh Najib Zahrou salah satu anggota tim yang lain. Menurut dia, penting untuk selalu bersemangat dalam meneliti. Sangat perlu terutama bagi seluruh mahasiswa untuk mempertebal rasa ingin tahu dan juga rasa tidak punya malu dalam penelitian.
Advertisement