DPRD Surabaya Imbau Pemkot Genjot Ekonomi Kreatif hingga UMKM

Anggota Komisi DPRD Kota Surabaya, John Thamrun menuturkan, UMKM di Surabaya harus lebih digenjot lagi dengan melibatkan warga di kampung-kampung agar jadi kekuatan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 14:00 WIB
Pemberdayaan UMKM dengan KUR Berbunga Rendah
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah kota (pemkot) Surabaya lebih menggenjot ekonomi kreatif dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah lesunya ekonomi global imbas virus corona.

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Jhon Thamrun menuturkan, ketahanan ekonomi mikro bisa menangkal goncangan ekonomi di Indonesia terutama Surabaya, Jawa Timur. Oeh karena itu, menurut dia, Pemkot Surabaya harus lebih giat mengalakkan ekonomi kreatif dan UMKM.

"Kondisi virus corona ini, kita harus mengandalkan produk-produk dalam negeri, dengan gencar melakukan pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Politikus PDIP, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/3/2020).

Ia menuturkan, jika ekonomi kreatif di Surabaya berkembang pesat, ketahanan ekonomi kerakyatan berjalan kondusif, efeknya sektor pariwisata akan naik. Jika kedua sektor ini meningkat, tentu akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya.

Jhon Thamrun menuturkan, selama ini Pemkot Surabaya belum menyentuh sektor ekonomi mikro dan kreatif, seperti pengembangan ekonomi di kampung-kampung. Meskipun ada, ia menuturkan, tapi baru 10 persen saja. Di sisi lain, pengembangan ekonomi yang dilakukan Pemkot Surabaya lebih kepada ekonomi makro dan pebisnis-pebisnis besar saja.

"UMKM di Surabaya ini harus lebih digenjot lagi, dengan melibatkan warga di kampung-kampung agar menjadi sebuah kekuatan ekonomi kerakyatan. Ini yang belum dilakukan oleh Pemkot Surabaya," tutur dia.

Lebih lanjut, Jhon Thamrun mengatakan dalam kondisi virus Corona agar roda perekonomian di Surabaya tetap kondusif, solusinya adalah pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan. 

Lihat saja, kata dia, baru saja kemarin pemerintah mengumumkan dua WNI positif Corona, saham di lantai bursa menjelang penutupan perdagangan sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok.  Dia menuturkan, ini merupakan indikator jika ekonomi makro tidak tahan dalam setiap isu-isu sensitif yang terjadi didalam negeri.

"Sementara ekonomi mikro saat ini tetap kondusif, mirip era 1997 di mana krisis ekonomi merontokkan pengusaha-pengusaha besar, sementara usaha kecil dan menengah tetap berjaya," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Solusi dari DPRD

Pemberdayaan UMKM dengan KUR Berbunga Rendah
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah diharapkan dapat menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis dan daya saing. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Ia kembali memberikan solusi kepada Pemkot Surabaya, agar pengembangan ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan lagi sebagai dasar pondasi ketahanan perekonomian di kota terbesar kedua di Indonesia ini.

Kota Surabaya, kata dia, adalah Kota Pahlawan yang seharusnya ketika wisatawan berkunjung ke Surabaya, tidak hanya ditunjukkan Tugu Pahlawan saja, melainkan ada tetenger Mayangkara yang  harus diketahui di mana markas Mayangkara.

Kemudian banyak lagi destinasi objek kepahlawanan seperti, rumah HOS Tjokroaminoto, rumah Bung Karno, sekolahnya Bung Karno, dan banyak tokoh nasional yang sumbernya berasal dari Surabaya.

Destinasi wisata kepahlawanan, kata dia, dibutuhkan kreativitas warga yang ada di kampung-kampung, dan karena Surabaya dikenal juga sebagai kota kuliner, pengembangan ekonomi warga harus lebih ditingkatkan lagi. Tidak sekadar ada kampung lontong, tapi harus diciptakan kampung-kampung lainnya yang lebih kreatif. "Ini semua butuh sentuhan intensif dari Pemkot Surabaya," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya