Liputan6.com, Malang - Jalan-jalan di Kota Malang siang maupun malam tampak jauh lebih lengang dalam sepekan terakhir. Tidak banyak kendaraan maupun warga beraktivitas di jalan. Tak bisa dipungkiri semua dampak pandemi Corona Covid-19.
Sisi baiknya, tidak banyak sampah di jalan terutama di ruas utama dan pusat keramaian. Nyaris jarang terlihat limbah bekas kemasan makanan dan minuman di jalan. Situasi itu bisa jadi juga terjadi di berbagai daerah di tengah sampar Corona Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Mohammad Khoirul, seorang petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang mengakui itu. Pria yang bertugas membersihkan sepanjang Jalan Gajahmada dan Jalan Patimura itu menyebut sampah di jalan berkurang dibanding kala normal..
“Tentu ada perbedaan. Tidak banyak sampah sisa dari orang yang biasa lewat di sini,” kata Khoirul di Malang, Rabu, 8 April 2020.
Pemkot Malang sudah menyediakan tong sampah di berbagai sudut jalan. Banyak yang berlaku baik membuang sampah ke tempatnya. Namun tidak sedikit sebaliknya, membuang sampah di jalan.
“Biasanya di depan stasiun itu banyak, tapi sekarang kan sepi. Jadi sudah jarang ada botol, gelas plastik dan kemasan makanan berserakan,” ujar Khoirul.
Wasiadi, petugas kebersihan yang biasa beroperasi di Alun – alun Tugu, Jalan Mojopahit dan Jalan Basuki Rahmat juga membenarkan. Biasanya, kemasan makanan berbahan styrofoam banyak berserakan di Jalan Mojopahit.
“Sangat jauh berbeda, tidak lagi ada tumpukan bungkus makanan di depan toko – toko,” kata Wasiadi.
Bagi Khoirul dan Wasiadi pekerjaan mereka tetap sama saja. Sebab tak hanya membersihkan limbah non-organik. Daun berjatuhan dari pohon juga harus dibersihkan. Keduanya berharap saat wabah Corona Covid-19 usai perilaku menjaga kebersihan bisa terus berlangsung.
Volume Sampah
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang tak memungkiri sampah di jalan – jalan jauh berkurang dibanding sebelum terjadi pandemi Corona Covid-19. Namun diperkirakan volume sampah tiap hari di kota ini nyaris tak turun banyak.
Kepala DLH Kota Malang, Rinawati mengatakan, setiap hari 144 armada truk sampah tetap beroperasi seperti biasa. Mengangkut 500 – 600 ton sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang.
“Pengangkutan lebih lancar karena jalan tidak macet. Volume sampah yang masuk hanya sedikit berkurang,” kata Rinawati.
Selain di jalan – jalan pusat keramaian, situasi sepi juga terlihat di kawasan sekitar kampus. Banyak warung makan tutup lantaran aktivitas perkuliahan sudah berhenti sejak Maret silam. Namun demikian, sampah domestik dari rumah tangga tetap sama.
“Sampah rumah tangga tetap, hanya yang di jalan sedikit berkurang. Perkiraan kami, kalau pun berkurang hanya sedikit,” tutur Rinawati.
Advertisement