Muslimat NU Harap Indonesia Segera Masuk Zona Hijau Corona COVID-19

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan banyaknya aktivitas sosial keagamaan Muslimat NU yang tertunda akibat COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2020, 14:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama berharap Indonesia segera masuk zona hijau atau terbebas dari pandemi COVID-19. Hal ini supaya membuat masyarakat kembali beraktivitas secara produktif dan aman.

"Semoga COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT dari bumi Indonesia," ujar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa saat halalbihalal virtual dari Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu, 13 Juni 2020, seperti dikutip dari Antara.

Acara yang diikuti jajaran pengurus pusat, pimpinan wilayah, pimpinan cabang, pimpinan cabang istimewa se-Dunia tersebut juga menghadirkan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, dan sesepuh Muslimat NU Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid.

Khofifah yang juga Gubernur Jatim tersebut menuturkan dalam suasana pandemi COVID-19 membuat banyak acara diskusi atau pertemuan daring.

"Resonansi keilmuan saya rasa akan terus bisa disemai karena kita banyak menghadirkan narasumber yang bisa memberikan pencerdasan dan pencerahan luar biasa. Saya juga merasa bahwa kita ini sepertinya dipaksa COVID-19 masuk pada industri 4.0," tutur dia.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan banyaknya aktivitas sosial keagamaan Muslimat NU yang tertunda akibat COVID-19. Terlebih, hingga kini masih sangat banyak daerah yang masuk zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang) dan zona kuning (risiko rendah).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Selanjutnya

Sementara itu, KH Nasaruddin Umar dalam taushiyahnya menyampaikan berkhidmat merupakan ciri khas dari Muslimat NU, tetapi sayangnya masih banyak khidmat yang belum terbukukan dan menjadi induk sejarah komprehensif.

"Mungkin ini PR buat semuanya. Ternyata pahlawan-pahlawan kita dari kalangan perempuan di berbagai tempat, kebanyakan dari Muslimat yang mereka adalah NU," ujar dia.

Ia optimistis jika sejarah itu dikumpulkan semuanya maka tokoh-tokoh yang berjuang melahirkan Indonesia dari kalangan perempuan akan akan ikut memperbesar nama Muslimat NU.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya