Muncul Klaster dari Pemulasaraan Jenazah, Doni Monardo Sebut Perlu Pendekatan kepada Keluarga

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan, harus ada segera langkah untuk memutus rantai COVID-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Jun 2020, 20:48 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 20:30 WIB
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Doni Monardo. (dok BNPB)
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Doni Monardo. (dok BNPB)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan, perkembangan COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) yang semakin meningkat dilihat dari kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian perlu dilakukan kajian apa yang menjadi penyebab utamanya.  

"Tadi Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sudah menjelaskan bahwa sebagian klaster baru ini dari jenazah. Ini harus segera ada langkah untuk memutus mata rantai COVID-19 berikutnya," tutur dia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (24/6/2020). 

"Sehingga perlu dilakukan upaya maksimal, setiap ada pasien yang relatif risikonya sudah tinggi maka perlu pendekatan kepada keluarga untuk disampaikan. Sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah yang dampaknya akan timbul kasus baru," Doni menambahkan. 

Doni menyampaikan, kalau di antara keluarga pengambil jenazah COVID-19 itu ada yang komorbid atau penyakit penyerta, tentu itu sangat berbahaya. 

"Itu dampaknya juga bisa menimbulkan kematian. Jadi ini harus dilakukan bersama tokoh agama, MUI, berbagai kalangan yang ada di Jatim, agar peristiwa pengambilan jenazah ini tidak boleh terulang lagi," ucapnya. 

"Sangat disayangkan, seharusnya kita bisa melindungi warga negara tapi akhirnya terdampak karena ketidaktahuan," ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perkembangan Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 23 Juni 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Peta persebaran Corona COVID-19 di Jawa Timur pada Kamis, 14 Mei 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, pasien Corona COVID-19 di Jawa Timur menembus angka 10 ribu pada Selasa, 23 Juni 2020. Hal itu didorong ada penambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 274 orang.

Dengan tambahan pasien itu, total terkonfirmasi positif Corona COVID-19 di Jawa Timur mencapai 10.092 orang.  Pasien catatkan Corona COVID-19 terbanyak berasal dari Surabaya dengan tambahan pasien sebanyak 107 orang. Kemudian disusul Kabupaten Sidoarjo sebanyak 60 orang, Kabupaten Gresik 32 orang, Kota Malang 20 orang, Kabupaten Jombang sebanyak 14 orang.

Lalu Kabupaten Malang sebanyak 13 orang, kemudian Kabupaten Pasuruan sebanyak tujuh orang. Pasien positif Corona COVID-19 lainnya dari Kabupaten Bangkalan bertambahan enam orang. Sementara itu, dari Kabupaten Jember, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Lumajang bertambah empat orang terkonfirmasi positif Corona COVID.

Wilayah lainnya Kabupaten Kediri,Kota Pasuruan, Kota Probolinggo masing-masing bertambah tiga orang pasien positif COVID-19. Di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Magetan, dan Sampang bertambah dua orang. Lalu di Kabupaten Probolinggo, Kota Mojokerto, Kabupaten Sumenep dan Pacitan masing-masing bertambah satu orang.

Penambahan pasien Corona COVID-19 sebanyak 274 kasus baru dengan 210 di antaranya masih dalam proses verifikasi lapangan. Demikian mengutip dari Dinas Kominfo Jawa Timur, Selasa, 23 Juni 2020.

Di sisi lain, pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 80 orang menjadi 2.995 orang. Kabar duka, sembilan pasien meninggal karena COVID-19 menjadi 753 orang.

Sementara itu, jumlah pasien dirawat sebanyak 6.115 orang. Orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 27.655 orang dengan rincian dipantau 3.928, selesai dipantau 23.580, dan meninggal 147 orang.

Pasien dalam pengawasan (PDP) menyentuh angka 9.587 orang. Rinciannya antara lain pengawasan 4.148 orang, selesai diawasi 4.280 orang dan meninggal 1.159 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya