Respons Risma Terkait Permintaan Jokowi Tekan Kasus COVID-19 dalam Dua Minggu

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku terus mengalakkan pelacakan dengan menggandeng petugas puskesmas, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Jun 2020, 16:05 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 16:04 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menyampaikan pendapatnya mengenai deadline atau batas waktu yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan penurunan kasus persebaran Corona COVID-19 di Kota Pahlawan. 

Risma mengaku sudah bekerja maksimal menangani COVID-19. Ia mengklaim jumlah pasien terjangkit virus SARS CoV-2 di kota pahlawan mulai menurun. 

"Sebenarnya sudah turun. Tadi saya memang tidak menyampaikan angka, saya nanti dikira seolah enggak kerja. Sebetulnya angka itu sudah turun," ujar Risma usai menghadiri rapat pengarahan percepatan penanganan COVID-19 bersama Menkopolhukam, Mendagri dan Gubernur Jatim di Hotel JW Marriott Surabaya, Jumat (26/6/2020). 

"Tadi saya suruh ngecek di hotel tinggal tak sampai 60 orang, itu yang reaktif nunggu swab. Kemungkinan sudah pulang tidak sebesar 60 orang itu," ucap wali kota kelahiran Kediri ini. 

Risma juga mengaku terus menggalakkan pelacakan dengan menggandeng petugas Puskesmas, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Peran tiga elemen ini menggantikan mobil BIN dan BNPB yang sebelumnya aktif melakukan rapid tes dan swab PCR. 

"Jadi hari ini ada beberapa yang kita lakukan itu di situ. Tapi memang turun hasilnya, nanti kalau enggak banyak saya dituduh enggak nyambut gawe," tutur dia. 

Sementara soal data milik kementerian kesehatan dan Pemprov Jatim yang menempatkan Surabaya masih tinggi, Risma mengatakan, itu data minggu lalu. "Hasil swab seminggu yang lalu, kalau setelah itu turun memang. Nanti saya dikira enggak nyambut gawe," ucap Risma. 

Lonjakan data ini pekan lalu, kata dia, disebabkan tes yang masif oleh mobil BIN dan BNPB yang dilakukan sebelumnya. Maklum kedua mobil ini memang ditugaskan di Surabaya cukup lama sehingga semua yang positif bisa tercatat. 

"Dua mobil BIN dan dua mobil BNPB itu membantu sekali untuk percepatan swab. Dulunya ada sebulan, dua minggu, ada sepuluh hari, sekarang paling lama empat hari di Surabaya," ujar Risma. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Peta Sebaran COVID-19 Surabaya 25 Juni 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, pasien positif Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur masih bertambah signifikan. Tercatat ada tambahan 195 orang terkonfirmasi positif Corona COVID-19 pada 25 Juni 2020.

Mengutip peta sebaran Corona COVID-19 di laman lawancovid-19, Jumat (26/6/2020), total pasien positif COVID-19 mencapai 5.157 orang. Berdasarkan sumber dinas kesehatan Kota Surabaya, rinciannya antara lain 5.059 orang dari Surabaya dan 98 orang dari luar Surabaya hingga 25 Juni 2020.

Total pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dalam perawatan sebanyak 2.807 orang. Pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya bertambah menjadi 1.938 orang dan dari luar Surabaya sebanyak 30 orang. Pasien meninggal karena Corona COVID-19 bertambah menjadi 376 orang dan dari luar Surabaya sebanyak enam orang.

Total pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Corona COVID-19 mencapai 4.673 orang. Dari jumlah tersebut, PDP dalam pengawasan sebanyak 2.445 orang dan PDP sembuh mencapai 1.926 orang. PDP meninggal ada 302 orang.

Selain itu, total kumulatif ODP mencapai 4.350 orang. Rinciannya ODP dipantau sebanyak 436 orang dan ODP selesai dipantau ada 3.884 orang.ODP meninggal sebanyak 30 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya