Gugus Tugas Tulungagung Optimalkan Pelacakan Antisipasi Lonjakan COVID-19

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, juga akan memperkuat metode isolasi dan karantina.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jun 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memperketat prosedur isolasi bagi kelompok rentan dan berisiko.

Hal ini untuk mengantisipasi ledakan kasus virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19 yang kini menular secara propagated atau menular dari orang ke orang dengan cepat.

"Tracing atau penelusuran kasus terhadap riwayat perjalanan pasien terkonfirmasi positif tentunya harus diperkuat terutama bagi kelompok kontak erat primer hingga sekunder," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung, Galih Nusantoro di Tulungagung, Sabtu, 27 Juni 2020, seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, menurut Galih, metode karantina dan isolasi dioptimalkan. Prosedur pemeriksaan dan tes usap untuk penentuan pasien sembuh dari infeksi COVID-19 memang kini lebih dipermudah oleh WHO, Badan Kesehatan Dunia) dengan hanya satu kali tes usap hasil negatif.

Tidak harus melalui prosedur dua kali tes usap tenggorokan dengan hasil negatif. Pasien OTG (orang tanpa gejala) boleh pulang lebih awal dengan modal satu kali tes usap negatif. Namun, mereka tidak diperbolehkan langsung beraktivitas biasa, apalagi sampai keluar rumah.

"Prosedurnya pasien sembuh boleh pulang begitu hasil swab negatif. Tapi mereka harus melanjutkan karantina dengan isolasi mandiri di rumah selama 21 hari. Ini demi mengantisipasi sisa virus dalam tubuh pasien," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Potensi Penyebaran Lebih Cepat

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Galih menuturkan, pola penularan COVID-19 di daerah itu yang kini berantai dari orang ke orang membuat potensi penyebaran virus jauh lebih cepat dari yang diperkirakan secara teori epidemologi.

Pola penularan secara propagated membuat penularan terus menyebar dari orang ke orang dari kelompok tertular pertama.

"Sebagian besar kelompok ini adalah OTG yang tidak memiliki tanda berupa gejala yang pasti sehingga sulit untuk diidentifikasi, Dan apabila pola ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan memicu kasus secara sporadis," ujar dia.

 

Data COVID-19

Memiliki Riwayat Hipertensi dan Diabetes, Pasien Corona Covid-19 Ini dinyatakan Sembuh
ilustrasi virus. (Sumber: liputan6.com)

Di Tulungagung, hingga Sabtu, 27 Juni 2020, total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 231 orang. Akumulasi jumlah ini sudah termasuk tiga kasus baru yang barusan terkonfirmasi positif COVID-19 berdasar hasil tes usap yang dilakukan tim PCR tes keliling, yang dikoordinir unit mikrobiologi RSUD dr Iskak Tulungagung.

Sementara jumlah pasien sembuh pada 27 Juni bertambah satu orang, sehingga total pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh ada sebanyak 168 orang atau 72 persen dari total kasus terkonfirmasi positif COVID-19.

Dari total 231 kasus COVID-19 di Kabupaten Tulungagung , tiga di antaranya meninggal setelah hasil tes usap dari Balitbangkes Kemenkes maupun laboratorium Unair keluar dan mengkonfirmasi positif SARS-CoV-2.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya