Jatim Kembali Catat Kasus Baru Corona COVID-19 Terbanyak pada 2 Juli 2020

Ada tambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 374 orang pada Kamis, 2 Juli 2020 di Jawa Timur.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jul 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 17:45 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur (Jatim) menyumbang kasus baru Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia pada Kamis, 2 Juli 2020. Ada tambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 374 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menuturkan, pemeriksaan dilakukan terhadap 23.519 spesimen sehingga total pemeriksaan mencapai 849.155 spesimen.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode real time PCR dan TCM. Dari pemeriksaan itu didapatkan kasus positif sebanyak 1.642 orang sehingga total pasien positif Corona COVID-19 mencapai 59.394 orang.

"Kalau kita lihat distribusinya kasus konfirmasi positif untuk Jawa Timur penambahan kasus baru sebanyak 374 orang namun juga laporkan 192 orang sembuh,” ujar dia saat konferensi pers, Kamis (2/7/2020).

Berdasarkan laporan media harian COVID-19 pada 2 Juli 2020 pukul 12.00 WIB, di Jawa Timur dengan penambahan kasus baru Corona COVID-19 sebanyak 374 orang menjadi 12.695.

Pasien sembuh bertambah 192 orang sehingga total menjadi 4.391 orang. Di satu sisi, pasien meninggal 22 orang sehingga total menjadi 948 orang.

Selain Jawa Timur, tambahan kasus baru Corona COVID-19 terbanyak lainnya di DKI Jakarta sebanyak 190 orang dan sembuh 191 orang, Sulawesi Selatan bertambah 165 kasus baru Corona COVID-19 dan terkonfirmasi sembuh 50 orang.

Lalu di Jawa Tengah bertambah 153 kasus baru Corona COVID-19 dan 98 orang sembuh. Di Kalimantan Selatan bertambah 114 kasus Corona COVID-19 dan sembuh 51 orang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Isolasi Mandiri

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Yurianto menuturkan, sejumlah provinsi melaporkan kasus sembuh dari Corona COVID-19 lebih banyak dari terkonfirmasi positif. “ Banten mencatat delapan kasus konfirmasi positif dan 222 orang sembuh,” ujar dia.

Ia menambahkan, Kalimantan Timur melaporkan enam kasus dan 14 sembuh dari Corona COVID-19, Riau melaporkan satu kasus dan konfirmasi 10 orang, Kalimantan Utara tidak ada kasus baru dan enam sembuh. “Total sembuh 1.072 orang sehingga total menjadi 26.667 orang, gambaran ini menunjukkan kasus sembuh akan terus bertambah,” kata dia.

Selain itu, 18 provinsi tambahan kasus di bawah 10. Enam provinsi tanpa penambahan kasus baru antara lain Bangka Belitung, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Sulawesi Tengah. Yurianto menuturkan, tingkat hunian rumah sakit juga masih dipertahankan 55,5 persen meski jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah.

“Kisaran 55,5 persen artinya baru kapasitas yang digunakan jumlah konfirmasi positif dari tracing yang dilakukan dan testing secara masif. Kasus konfirmasi positif tidak memiliki indikasi dirawat di rumah sakit, sarankan untuk isolasi secara mandiri,” kata dia.

Menurut dia, penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang terjadi tidak dimaknai harus dirawat di rumah sakit.

Di satu sisi, pasien meninggal karena Corona COVID-19 bertambah 53 orang sehingga total menjadi 2.987 orang. Sekitar 452 kabupaten/kota di 34 provinsi sudah terdampak Corona COVID-19.

Jalani Protokol Kesehatan

Penampakan Grafiti Virus Corona untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat India
Petugas kepolisian India berdiri disamping grafiti yang mengilustrasikan virus corona di Bangalore (3/4/2020). Grafiti tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mematuhi lockdown yang diberlakukan pemerintah India sebagai langkah pencegahan COVID-19. (Xinhua/Stringer)

Dengan melihat kondisi itu, Yurianto mengingatkan protokol kesehatan ketat harus menjadi perhatian bersama sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. “Kita bisa implementasikan protokol disiplin sehingga menjadi aman terlindung dari lingkungan tertular,” ujar dia.

Ia mengatakan, istilah new normal yang didengar saat ini bukan dimaknai sebagai kembali normal. Akan tetapi, new normal itu mengubah kebiasaan yang dulu dianggap aman sebelum ada COVID-19.

New normal itu dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

"Upayakan menjaga jarak fisik antara satu dengan yang lain lebih dari satu meter. Kemudian gunakan masker. Ini menjadi penting untuk melindungi kita dari terpapar droplet atau percikan orang yang positif COVID-19. Kita tak pernah tahu tempat publik, kita tak pernah tahu virus ini. Memakai masker ini penting untuk melindungi kemungkinan tertular, untuk juga batasi percikan ke lingkungan sekitar," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya