Seruan Kabur Aja Dulu Viral, Bentuk Protes Anak Muda yang Merasa Tak Punya Kuasa

Bukan sekadar kabur tapi seruan tagar Kabur Aja Dulu bentuk protes dan kekecewaan terhadap situasi negara yang tidak baik-baik saja.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 14 Feb 2025, 20:41 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 20:40 WIB
Pesawat Terbang dari Swiss ke Spanyol Tanpa Bawa Koper Penumpang Satu Pun
Ilustrasi seruan Kabur Aja Dulu dengan Bekerja di Luar Negeri (dok. Michał Parzuchowski/Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sekitar beberapa pekan terakhir, media sosial, terutama X, ramai dengan bahasan soal upaya ingin mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.

Seruan #KaburAjaDulu menjadi simbol kekecewaan anak muda terhadap kondisi dalam negeri yang dirasa semakin tidak menentu. Dari sistem ekonomi yang tidak berpihak, ketidakpastian karier, sulit dapat pekerjaan hingga transparansi penggunaan pajak yang dipertanyakan.

Ditambah lagi dengan perasaan tak punya kuasa untuk mengubah situasi. Alih-alih berjuang dalam sistem yang dirasa stagnan, memilih untuk mencari kepastian di negara yang dinilai menawarkan peluang kerja lebih jelas, sistem yang lebih transparan, dan masa depan yang lebih menjanjikan.

Seruan Kabur Aja Dulu di media sosial sebagian besar dilakukan generasi milenial maupun generasi Z yang memang memiliki kesempatan dari segi usia dan kemampuan untuk bekerja atau belajar di luar negeri seperti disampaikan Tiara Puspita, M.Psi., Psikolog.

Namun,  tagar kaburajadulu yang terjadi di tengah isu-isu yang ada tampaknya bukan sekadar kabur semata. Melainkan juga bentuk kekecewaan terhadap situasi negara yang tidak baik-baik saja.

"Generasi muda ini menunjukkan rasa tidak berdaya atau tidak ada power untuk mengubah situasi yang sifatnya struktural atau susah diubah, ya udah kabur dulu," tutur Tiara lewat sambungan telepon dengan Health Liputan6.com pada Jumat, 14 Februari 2025.

"Sehingga ini lebih ke bentuk protes dari perasaan ketidakpastian dan tidak bisa berbuat apa-apa. Daripada stay dan sulit cari kerja lebih baik cari kesempatan di luar," lanjut Tiara.

Orang-orang yang menyerukan tagar tersebut memilih untuk mencari pekerjaan atau sudi yang pasti-pasti saja termasuk soal kesempatan dan kejelasan. Misalnya meski pajak tinggi di negara tersebut diketahui pajak itu menjadi sesuatu yang digunakan untuk kepentingan warga.

 

Cari Kesempatan Lebih Baik di Luar Negeri? Sah-Sah Saja

Ilustrasi Pekerja Luar Negeri by AI
Ilustrasi Pekerja Luar Negeri by AI (Source: Freepik)... Selengkapnya

Tiara yang aktif praktik di layanan konseling Cognitive Steps ini mengatakan bahwa tidak salah bila melihat kesempatan yang lebih baik bekerja di luar negeri.

"Enggak ada salahnya mencari opportunity yang lebih baik. Enggak salah," tuturnya.

Namun, perlu juga mempertimbangkan beberapa aspek sebelum ke luar negeri agar tidak FOMO alias Fear Of Missing Out semata. Hal ini penting lantaran kehidupan di luar negeri yang jauh ari keluarga dan teman itu menuntut kemandirian tinggi.

"Cek dulu kemampuan kita, kemampuan untuk hidup mandiri," katanya.

Tiara mengingatkan bahwa hal yang tidak disadari hidup di Indonesia adalah punya banyak kemudahan. Mulai dari keluarga, teman, jasa dan layanan seperti transportasi online hingga asisten rumah tangga.

Ia mengatakan bahwa beberapa kliennya mengalami stres saat hidup di luar negeri. Penyebabnya beragam mulai dari tidak ada bantuan hingga merasa kesepian.

Lalu, cek juga dengan penghasilan yang didapat apakah sudah bisa untuk hidup di sana dengan kondisi luar negeri yang biasanya lebih mahal dari Indonesia.

"Ini kan bukan cuma traveling seminggu terus pulang ya tapi untuk hidup tinggal di sana dengan rutinitas baru dan kultur baru."

 

Jika Tidak Bisa Kabur Aja Dulu ke Luar Negeri? Kreatif Cari Peluang

Ilustrasi work from home (WFG), remote working, kerja remote
Ilustrasi work from home (WFG), remote working, kerja remote. Kredit: Peggy und Marco Lachmann-Anke via Pixabay... Selengkapnya

Tiara mengingatkan bahwa tidak semua orang punya kesempatan untuk bisa bekerja atau belajar di luar negeri. Bisa jadi karena ada keluarga yang harus dijaga atau situasi lain yang tidak memungkinkan.

"Kalau begini, kuncinya adalah mensyukuri apa yang dipunya sambil be creative," pesan Tiara.

Be creative yang dimaksud Tiara --bagi yang ingin mencari penghasilan tambahan-- bisa dengan mencari penghasilan sampingan atau pekerjaan remote.

"Sekarang banyak opportunity seperti itu sehingga bisa mendapatkan eksposur yang sifatnya internasional tapi masih di dalam negeri," tuturnya.

Sehingga, bagi yang tidak bisa ke luar negeri tidak perlu berbondong-bondong ke luar negeri. Sesuaikan kemampuan diri agar enggak FOMO ikut kabur ke luar negeri.

"Jadi kita punya kelebihan apa, nah itu kreasikan di sini untuk menciptakan peluang," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya