Bertambah 341,Total Pasien Sembuh dari COVID-19 Tembus 44.359 Orang di Jatim

Total pasien sembuh dari COVID-19 di Jawa Timur mencapai 44.359 orang hingga 23 Oktober 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Okt 2020, 20:38 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2020, 20:37 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur kembali mencatat tambahan pasien sembuh dari COVID-19 lebih tinggi ketimbang kasus positif pada Jumat, 23 Oktober 2020.

Tercatat tambahan pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19 sebanyak 341 orang di Jawa Timur. Total pasien sembuh dari COVID-19 di Jawa Timur mencapai 44.359 orang. Tambahan harian pasien sembuh dari COVID-19 di Jawa Timur termasuk terbanyak keempat pada Jumat, 23 Oktober 2020.

DKI Jakarta mencatat tambahan harian pasien sembuh dari COVID-19 terbanyak yang mencapai 1.093 orang, disusul Sumatera Barat sebanyak 523 orang, Jawa Tengah sebanyak 470 orang, dan Jawa Timur sebanyak 341 orang. Demikian mengutip laporan media harian COVID-19, Jumat, 23 Oktober 2020 pukul 12.00 WIB.

Sementara itu, tambahan pasien positif COVID-19 di Jawa Timur sebanyak 295 orang. Total kasus positif COVID-19 mencapai 50.364 orang. Tambahan harian pasien positif COVID-19 di Jawa Timur termasuk terbanyak keempat di Indonesia.

DKI Jakarta mencatat tambahan harian pasien positif COVID-19 terbanyak yang mencapai 952 orang, diikuti Jawa Tengah sebanyak 571 orang, Jawa Barat sebanyak 504 orang, dan Jawa Timur sebanyak 295 orang.

Sementara itu, pasien meninggal karena COVID-19 di Jawa Timur bertambah 12 orang. Total pasien positif karena COVID-19 mencapai 3.631 orang di Jawa Timur. Angka kematian karena COVID-19 di Jawa Timur ini termasuk tertinggi di Indonesia. Disusul DKI Jakarta sebanyak 2.126 orang dan Jawa Tengah sebanyak 1.645 orang.

Selama periode 19-22 Oktober, kasus sembuh dari COVID-19 lebih banyak dari kasus positif COVID-19.

Pada 22 Oktober 2020, kasus sembuh COVID-19 bertambah 347 orang sedangkan kasus positif 268 kasus. Sementara itu, kasus positif COVID-19 lebih banyak pada 21 Oktober 2020 yang mencapai 327 orang dan kasus sembuh sebanyak 315 orang.

Pada 20 Oktober 2020, kasus sembuh COVID-19 mencapai 307 orang sedangkan positif COVID-19 sebanyak 300 orang. Demikian juga pada Senin, 19 Oktober 2020, kasus sembuh dari COVID-19 sebanyak 341 orang dari kasus positif COVID-19 sebanyak 242 orang.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Satgas Jatim Tetap Memantau Dampak Aksi Demo terhadap Kasus COVID-19

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Anggota Satgas Rumpun Kuratif COVID-19, dr Makhyan Jibril Al Farabi menuturkan, kasus COVID-19 di Jawa Timur relatif mendatar sejauh pemantauan. Akan tetapi, ia mengakui ada sedikit kenaikan.

"Tapi ada beberapa kali ledakan-ledakan kecil seperti kemarin tiba-tiba naik jadi 327. Kita coba telusuri dan tracing, rata-rata memang kluster dari aktivitas indoor,” ujar dia.

Dokter Jibril menuturkan, kasus aktif COVID-19 per 22 Oktober 2020 sebanyak 2.432, dan konsisten menurun selama satu bulan terakhir. Penurunan kasus COVID-19, menurut Jibril juga diikuti testing lebih massif.

"Dalam dua minggu terakhir tes PCR yang dilakukan sebanyak 53.424 test. Angka ini jauh melebihi biasanya sehingga positivity rate turun dari dulu 31 persen pada Juli, dua minggu terakhir pada kisaran 7-8 persen,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (23/10/2020).

Terkait aksi demo pada 8 Oktober 2020, dokter Jibril menuturkan, dari 650 pendemo yang jalani tes COVID-19, 24 reaktif dan satu positif COVID-19. “Artnya tidak terlalu banyak kasus yang ditemukan saat demo kemarin,” kata dia.

Jibril menuturkan, pihaknya masu terus memantau dampak dari aksi demo tersebut terhadap penanganan COVID-19. Hal ini mengingat yang ikuti demo sebagian besar anak muda.

"Khawatirnya kalau terkena tapi jadi tanpa gejala juga susah mendeteksinya, sementara juga dari kepolisian juga mengamankan supaya demo tidak anarkis,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya