Hari Pahlawan, Intip Kata-Kata Bijak Soekarno hingga Bung Tomo yang Bakar Semangat Kemerdekaan

Hari Pahlawan bisa diperingati sebagai momentum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan perjuangan merebut kemerdekaan.

oleh Erik diperbarui 10 Nov 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 07:00 WIB
Presiden RI
Soekarno (Bung Karno) (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Hari Pahlawan 10 November diperingati untuk mengenang khususnya bagi para pahlawan yang berjuang dalam Pertempuran Surabaya yang terjadi pada bulan November 1945.

Dalam pertempuran tersebut, milisi Indonesia melawan pasukan sekutu yaitu tentara Britania Raya dan pasukan Belanda yang ingin merebut kembali Indonesia. Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Meski begitu, Hari Pahlawan juga bisa diperingati sebagai momentum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan baik yang berjuang dengan cara mengangkat senjata, berjuang lewat jalur politik, diplomasi dan sebagainya.

Tidak pula terbatas pada pertempuran tertentu, melainkan juga untuk mengenang jasa-jasa mereka pada setiap perjuangan, baik dari awal masa perjuangan hingga akhirnya Kemerdekaan Republik Indonesia sudah diraih.

Presiden Republik Indonesia pertama pernah berujar, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” Hal itu selaras dengan semangat Hari Pahlawan yang diperingati setiap tahun.

Kisah perjuangan melawan penjajah adalah bagian dari sejarah republik ini, sebagai penerus bangsa, kita wajib memetik pelajaran dari semangat dan perjuangan mereka.

Berikut adalah cuplikan kata-kata bijak yang membakar semangat juang dari para pahlawan Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber untuk mengenang jasa para pahlawan dalam rangka Hari Pahlawan 10 November.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jenderal Soedirman

komarudin
Komaruddin yang kebal peluru dan pemberani, menangis saat dinasehati Jendral Sudirman. (foto : Liputan6.com /arsipindonesia.com

1. Lebih baik di bom atom dari pada tidak merdeka 100 persen.

2. Pertahankan kemerdekaannya sebulat-bulatnya. Sejengkal tanah pun tidak akan kita serahkan kepada lawan, tetapi akan kita pertahankan habis-habisan. Meskipun kita tidak gentar akan gertakan lawan itu, tetapi kita pun harus selalu siap sedia.

3. Orang yang ingin memberi perintah lebih dahulu harus mau diperintah.

4. Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah, Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus.

5. Saya akan peringatkan Belanda, kalau mereka menyakiti Soekarno, maka bagi mereka tidak akan pernah ada kata ampun.

6. Perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian. Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan.

7. Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.

 

Bung Karno

PHOTO: Ini Gaya Presiden RI Sukarno yang Berpeci dan Berkacamata Hitam
Presiden Amerika John Kennedy menunjuk Presiden Republik Indonesia Sukarno saat mereka duduk di mobil terbuka sesaat sebelum berangkat di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Washington, 24 April 1961. (AP Photo)

1. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.

2. Negara ini, Republik Indonesia bukan milik kelompok manapun, juga agama, atau kelompok etnis manapun, atau kelompok dengan adat dan tradisi apa pun, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke.

3. Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian.

4. Nasionalisme tidak bisa berbunga jika tidak tumbuh di taman internasionalisme.

5. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

6. Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja kepalanya.

7. Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya.

 

Bung Hatta

Bung Hatta
Bung Hatta (Liputan6.com/Trie yas)

1. Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.

2. Pahlawan yang setia itu berkorban bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.

3. Menegakkan kedaulatan rakyat adalah ‘mendidik rakyat’ supaya tahu berpikir, supaya tidak lagi membebek di belakang pemimpin-pemimpin. Supaya keinsafan rakyat akan hak dan harga diri bertambah kuat dan pengetahuannya tentang hal politik, hukum dan pemerintahan bertambah luas.

4. Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita.

5. Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata.

6. Akan ada satu masa ketika kita harus melawan saudara bangsa sendiri, melawan KKN dan pemberontakan dalam negeri.

7. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya.

 

Pidato Bung Tomo yang Membakar Semangat Arek-arek Surabaya

[Bintang] Meninggal Dunia, Istri Bung Tomo Dimakamkan di Sebelah Sang Suami
Sulistina Sutomo, istri Bung Tomo yang meninggal Rabu (31/8) dini hari di RSPAD Gatot Subroto. (Via: instagram.com/koransumeks)

Bismillahirrohmanirrohim..

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui.

Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,

menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.

Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara.

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,

Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,

Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,

Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.

Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.

Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.

Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.

Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.

Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.

Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,

dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.

Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.

Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita.

Ini jawaban rakyat Surabaya.

Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.

Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.

Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu

Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah

Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih

Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi.

Jangan mulai menembak,

Baru kalau kita ditembak,

Maka kita akan ganti menyerang mereka itu

kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,

Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.

Percayalah saudara-saudara.

Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya