Pegawai Puskesmas di Surabaya Terlibat Pemalsuan Surat Hasil Tes Cepat COVID-19

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum menuturkan, kasus ini terungkap dari kecurigaan warga dengan tawaran surat keterangan hasil tes cepat atau rapid test COVID-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Des 2020, 21:54 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 21:54 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Tes cepat COVID-19 gratis di Jalan Genteng Besar, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Polisi bongkar pemalsuan surat keterangan hasil rapid test atau tes cepat COVID-19 kepada calon penumpang kapal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

Polisi pun telah menangkap MR (55), BS (35), dan SH (46), yang termasuk komplotan pelaku pembuat surat keterangan hasil rapid test atau tes cepat palsu.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum menuturkan, kasus ini terungkap dari kecurigaan warga dengan tawaran surat keterangan hasil tes cepat COVID-19 yang diberikan oleh para pelaku. Mereka menawarkan tes cepat COVID-19 tanpa perlu prosedur pengecekan.

"Mereka memiliki peran masing-masing, MR ini sebagai pemilik agen travel. BS calo. SH salah satu pegawai Puskesmas yang berada di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak," ujar Ganis di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Senin (21/12/2020).

Surat keterangan non reaktif, menurut Ganis, sebagai syarat untuk mendapatkan form kesehatan berwarna kuning. Setelah mendapatkan dua dokumen tersebut penumpang baru bisa membeli tiket kapal sesuai tujuan masing-masing. 

"Setelah mendapatkan surat rapid ini kemudian dapat form kuning baru mereka bisa membeli tiket. Tiket tersebut bisa dibeli lewat biro jasa travel atau mandiri. Makanya kita dalami keterlibatan dari berbagai pihak," ucap Ganis. 

Ganis mengatakan, surat keterangan tes cepat COVID-19 yang dipalsukan tersebut berasal dari salah satu puskesmas di Surabaya Utara. BS sendiri bertugas menggandakan surat, memberi stempel dan memalsukan tanda tangan dokter. Para pelanggan hanya memberikan identitas berupa foto KTP dan membayar Rp 100 ribu.

"BS ini jadi calo mencari penumpang, begitu juga dengan MR. Kalau sudah dapat calon penumpang mereka memberikan iming-iming surat keterangan rapid tanpa menggunakan tes pengambilan darah dan lain-lain," ujar Ganis. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dapat Pelanggan dari Berbagai Daerah

Rapid Test Massal di Petamburan Kembali Digelar
Warga melakukan tes cepat (rapid test) massal Covid-19 di SDN Petamburan 01, Petamburan, Jakakrta, Jumat (27/11/2020). Rapid test massal ini digelar sebagai langkah petugas dalam melakukan testing, dan tracing setelah adanya kerumunan di Petamburan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari keterangan para tersangka, mereka ternyata sudah menjalankan bisnis ini sejak September. Selama tiga bulan komplotan ini mendapat pelanggan dari berbagai daerah. Tak hanya dari Jatim, pelanggannya tujuan ke Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Ambon. 

Tak hanya berbuat kriminal dengan memalsukan dokumen, Ganis menyebut tindakan ini bisa membahayakan keselamatan penumpang lainnya jika ternyata ada pasien Covid-19 yang lolos menumpang kapal tersebut. 

"Terhadap tersangka kami kenakan Pasal 263 (1) KUHP dengan ancaman pidana 6 tahun," ucap Ganis. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya