Liputan6.com, Surabaya - Empat desa di Kabupaten Gresik terendam banjir akibat luapan Sungai Brantas, yakni Desa Driyorejo, Krikilan, Bambe, dan Cangkir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, banjir juga merendam rumah yang berada di dekat bantaran kali Brantas, mulai di Desa Driyorejo, Desa Cangkir, dan Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo dengan ketinggian sekitar 40-60 cm, Jumat, 8 Januari 2021.
Warga Dusun Semambung, Indra, mengatakan banjir mulai datang pada Kamis (7/1) kemarin dan merendam rumahnya sekitar pukul 23.30 WIB hingga sampai ketinggian sekitar 50 cm, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, banjir yang masuk rumah memaksanya memindahkan perabotan rumah tangga mulai kursi hingga kasur yang dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi.
Sementara Mujiono, warga terdampak banjir di Desa Bambe mencatat ada tiga dusun yang terdampak banjir luapan Kali Brantas, yakni Dusun Bambe, Sarirejo dan Ngambar dengan ketinggian air sekitar 60 sentimeter.
"Kalau di kampung baru ketinggian air masih 60 sentimeter ke atas. Di Sarirejo juga sama, bahkan ada yang dalam lagi, di Dusun Ngambar juga rata-rata hampir sama," katanya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
350 Kepala Keluarga Terdampak
Akibat banjir tersebut, tercatat ratusan rumah terendam dan sedikitnya 350 kepala keluarga terdampak, serta mengungsi ke tempat yang telah disiapkan oleh pihak desa, yakni Gedung Serba Guna di Balai Dusun.
Ketua LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR), Aries Gunawan mengatakan banjir yang melanda di Kecamatan Driyorejo diduga akibat saluran kali yang tersumbat sebuah bangunan di Desa Krikilan yang mengakibatkan arus air tidak lancar.
"Ada namanya Kali Avour dan selama ini kali itu tidak ada yang membersihkan," katanya.
Ia berharap, normalisasi dilakukan dari hulu Desa Banjaran dan hilirnya Desa Bambe. "Dulu luas Kali Avour 8 meter, sudah terjadi pendangkalan dan semakin lama semakin berkurang lebarnya," tuturnya.
Advertisement