Sidoarjo Berlakukan PPKM Mikro di 3 Desa 

Aturan PPKM jilid tiga juga mengatur jam operasional pusat perbelanjaan modern buka sampai pukul 21.00 WIB.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Feb 2021, 09:09 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 09:09 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Operasi yustisi protokol kesehatan di Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menetapkan tiga desa sebagai tempat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang dimulai pada 9 hingga 22 Februari, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.

Aturan PPKM jilid tiga juga mengatur jam operasional pusat perbelanjaan modern buka sampai pukul 21.00 WIB. Kemudian penerapan kerja 50 persen WFH (Work From Home) dan 50 persen WFO (Work Form Office). Tempat peribadatan dibatasi 50 persen.

"Tiga desa itu masing-masing Desa Suko, Desa Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo dan Desa Pepelegi Kecamatan Waru. Kami sudah minta forkopimda untuk mencari sasaran dan saya minta cocokan dengan puskesmas setempat," ujar Penjabat Bupati Sidoarjo, Hudiyono, Senin (8/2/2021).

Ia mengatakan, PPKM ini nantinya akan berlangsung sampai dengan tingkat RW dan juga tingkat RT dan dari tim sudah bekerja.

"Untuk masalah pendanaan juga sudah kami koordinasi nantinya bisa menggunakan dana dari kabupaten sampai dengan dana desa. Tadi lurahnya sudah minta regulasi untuk menggunakan dana desa tersebut, menyusul dana desa yang ada di desa setempat sekitar Rp 3,7 miliar. Sebagian di antaranya bisa digunakan untuk kegiatan itu," katanya.

Dia menyebutkan, ada beberapa kriteria yang digunakan seperti zona hijau, kuning dan oranye sesuai dengan instruksi Mendagri dan ini akan menjadi edukasi baik lingkungan dan disiplin masyarakat.

"Karena yang sudah dilakukan saat ini disiplin perorangan, disiplin perusahaan dan disiplin RT. Ini yang akan menjadi treatment positif mengingat banyak masyarakat penderita COVID-19," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan saat ini di beberapa desa di Sidoarjo sangat sedikit yang terpapar corona.

"Ada yang hanya 10 orang satu desa. Kemudian di breakdown lagi satu rumah ada dua sampai tiga orang. Jadi jumlahnya sangat sedikit. Kami optimistis sudah kuning dan oranye," ucapnya.

Dia mengatakan, akan menyiapkan seribu rapid antigen untuk melakukan tracing kepada masyarakat selama PPKM mikro. "Kami tetap menerapkan 3 T yaitu (tracing, testing dan juga treatment)," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Teratas Kasus Covid-19

Kasat Binmas Polresta Sidoarjo AKBP Dodot Dwianto mengatakan, data yang dimiliki Polresta Sidoarjo, ada tiga teratas terbesar berdasarkan pengelompokkan data penyebaran Covid-19 yang besar.

Ia mengatakan, wilayah Kecamatan Sidoarjo (zona orange) masih menjadi kasus tertinggi dan ada dua desa atau keluarganya di Desa Suko yang teridentifikasi.

"Kemudian di Desa Bluru kidul teridentifikasi paling banyak orang positif. Jumlah pasien positif ada 12 orang positif," ujarnya.

Sedangkan di Wilayah Kecamatan Waru (zona orange) Desa Pepelegi dan data yang didapat Polresta lebih banyak di perumahan.

"Jumlah pasien positif ada 18 orang positif terdapat 10 orang di salah satu perumahan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya