Pasien Isoman Covid-19 di Malang Hasil Tes Mandiri Rawan Tak Terpantau

Warga Kota Malang positif Covid-19 hasil tes PCR dan tes antigen secara mandiri diimbau lapor puskesmas agar dapat dipantau kondisi kesehatannya secara berkala

oleh Zainul Arifin diperbarui 23 Jul 2021, 20:14 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 20:14 WIB
Pemkot Malang Cari 200 Tabung Oksigen untuk Pasien Isoman Covid-19
Seorang warga sedang menjalani tes antigen di Labkesda Kota Malang. Kasus Covid-19 di Kota Malang selama masa PPKM Darurat naik tinggi dan banyak yang terpaksa isolasi mandiri karena rumah sakit penuh (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Jumlah pasien Covid-19 di Malang kota yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) ada sebanyak 1.634 orang. Data itu berdasarkan mereka yang menjalani pemeriksaan tes PCR maupun tes antigen dan terekam dalam New All Record atau NAR.

NAR merupakan big data Kementerian Kesehatan yang menyimpan data laboratorium penyedia layanan tes PCR dan antigen. Tidak menutup kemungkinan, jumlah sesungguhnya pasien isoman Covid-19 di Malang bisa lebih dari data yang diumumkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, pasien isoman bisa tak masuk dalam data bila sebelumnya tes PCR maupun antigen secara mandiri dengan hasilnya positif tapi tak melapor ke puskesmas maupun RT dan RW.

“Mereka yang tes antigen tapi tak melapor ke puskesmas dan Dinkes, sehingga isoman mandiri ini luput pantauan kami,” ujar Husnul Muarif di Malang, Kamis, 23 Juli 2021.

Ia mengimbau warga yang tes PCR maupun antigen secara mandiri dengan hasil positif Covid-19 agar lapor ke puskesmas di wilayah tempat tinggalnya. Agar selama menjalani isoman tetap dapat dipantau secara daring maupun dikunjungi secara berkala.

“Agar dapat dipantau secara klinis maupun obat-obatan yang dibutuhkan. Dengan begitu dapat diketahui apakah tetap di rumah saja atau harus dirujuk ke rumah sakit,” urai Husnul.

Menurutnya, salah satu penyebab kasus pasien Covid-19 di Malang meninggal dunia saat sedang menjalani isoman lantaran tak memberitahu ke puskesmas maupun RT dan RW. Sehingga tak dapat dipantau secara berkala kondisi kesehatannya.

“Itu penyebab kasus-kasus (meninggal saat isoman) yang terlambat untuk dirujuk,” kata Husnul.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bantuan untuk Pasien Isoman

Wali Kota Malang, Sutiaji, tak memungkiri pembaharuan data seringkali terlambat. Sehingga beberapa kali terjadi data pasien isoman baru diterima pemkot dan saat dipantau ternyata pasien itu sudah sembut.

“Soal isoman ini memang fluktuatif jumlahnya, ada yang telat update data dan sebagainya. Pasien isoman ini harus kita bantu,” ujar Sutiaji.

Orang nomor satu di Pemerintahan Kota Malang ini meminta pengurus RT dan RW turut terlibat aktif. Seperti mendata berapa banyak warganya yang sedang menjalani isoman. Serta data warga yang sudah atau belum ikut vaksin.

Salah satu pekerjaan utama sekarang ini adalah meningkatkan lagi edukasi tentang isoman. Termasuk menyediakan layanan trauma healing bagi pasien agar tetap dapat menjaga kondisi diri meski menjalani pemulihan secara mandiri,

“Kami juga upayakan pengadaan tabung oksigen dengan target sebanyak 250-300 tabung. Itu nanti diprioritaskan untuk pasien isoman yang membutuhkan,” ujar Sutiaji.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya