Liputan6.com, Malang - Tabung oksigen di wilayah Kota Malang semakin sulit didapat. Pemerintah kota setempat pun sedang mencari alat bantu menjaga saturasi oksigen untuk pasien Covid-19 di Malang. Khususnya bagi mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, sekarang ini sedang mencari setidaknya antara 100-200 tabung oksigen hingga ke Surabaya. Alat itu diperuntukkan bagi pasien Covid-19 di Malang yang sedang isolasi mandiri.
Advertisement
Baca Juga
“Ketersediaan isi oksigen di Malang ada, tapi tabungnya sudah sulit. Ini saya minta mencari ke Surabaya, karena di Malang faktanya memang sulit,” kata Sutiaji di Malang, Senin, 19 Juli 2021.
Sutiaji memerintahkan seluruh perangkat daerah di Kota Malang untuk cepat mencari dan membeli 100 - 200 tabung oksigen. Agar pasien yang membutuhkan alat itu dapat segera tertangani dengan baik.
“Sudah saya perintahkan ke sekretaris daerah sampai camat agar segera mencari,” katanya. Angka kasus Covid-19 terus meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir ini. Jumlah pasien baru terkonfirmasi positif tak sebanding dengan ketersediaan bed di rumah sakit rujukan maupun rumah karantina.
Apalagi rumah sakit rujukan seperti RS Saiful Anwar Malang tak hanya melayani pasien dari wilayah Malang Raya saja. Juga menerima dan merawat pasien yang berasal dari berbagai daerah di sekitarnya.
Otomatis ketersediaan tabung oksigen pun tak sebanding dengan jumlah pasien. Salah satu yang mengkhawatirkan terutama pasien positif Covid-19 di Malang yang terpaksa menjalani isolasi mandiri lantaran sulit mendapat kamar di rumah sakit rujukan.
“Ya memang potretnya demikian. Pasien sudah melebihi daya tamping rumah sakit. Banyak warga kami kesulitan kamar,” ujar Sutiaji.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Upaya Penguatan Penanganan Covid-19
Selain berburu tabung oksigen, Pemkot Malang juga menyiapkan beberapa langkah penguatan penanganan Covid-19. Memperkuat layanan IGD Covid-19 di RSUD Kota Malang agar mampu melayani pasien terutama warga Kota Malang sendiri.
Termasuk menambah safe house atau rumah karantina untuk pasien yang tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah. Sebab rumah sakit maupun rumah karantina sudah kewalahan lantaran banyaknya pasien, bed occupancy rate (BOR) lebih dari 100 persen.
“Termasuk kami minta penguatan penanganan mandiri seperti pemakaman mandiri di tiap kecamatan dengan melibatkan warga,” ujar Sutiaji, Wali Kota Malang.
Mengutip data Info Covid-19 Jawa Timur, sampai 19 Juli 2021 total kasus positif di Kota Malang ada 8.964 kasus. Dari jumlah itu, 1.779 pasien masih dirawat, 705 pasien meninggal dan 6.480 pasien sembuh. Lalu ada 759 kasus suspek, 143 probable, 759 pasien diisolasi dan 7.617 dinyatakan discarded.
Advertisement