Malang Jadi Sorotan Karena Lambat Update Data Covid-19, Apa Sebabnya?

Sutiaji mengungkapkan, keterlambatan update data itu kembali terjadi di Kota Malang. Hal itu pun juga pernah terjadi pada awal massa pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2021, 10:03 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2021, 10:03 WIB
Anggaran Rp 37 Miliar untuk Penanganan Corona Covid-19 di Kota Malang
Pemerintah Kota Malang memangkas sekaligus mengalihkan sejumlah pos anggaran dinas untuk penanganan corona Covid-19 di kota tersebut (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kasus Covid-19 di Malang Raya yang terbilang masih cukup tinggi.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, sorotan itu terjadi lantaran keterlambatan update data pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dan angka kesembuhan.

"Kami counter data, ada lambat masuk. Tadi satu-satu dari Puskesmas sudah melaporkan. Saya akan konfirmasikan ke bupati dan wali kota Batu," ujar Sutiaji, Selasa (10/8/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Sutiaji mengungkapkan, keterlambatan update data itu kembali terjadi di Kota Malang. Hal itu pun juga pernah terjadi pada awal massa pandemi Covid-19.

"Jadi update datanya yang bermasalah. Misalnya, update data itu pukul 08.00 WIB, lebih dua menit saja, sudah tidak masuk data kesembuhan itu. Setiap hari ada laporannya," ungkapnya.

Untuk itu, Sutiaji saat ini telah mengumpulkan seluruh pihak puskesmas dan petugas pendataan dari Dinkes Kota Malang untuk segera melakukan sinkronisasi data.

"Tadi sudah dikumpulkan untuk cocok-cocokan data. Ternyata, ada data yang belum terlaporkan terkait jumlah kesembuhan. Ada seribu lebih (yang tidak terlaporkan). Saat ini, kami ambil sampling di tiga kecamatan. Angka kesembuhan sudah hampir 30 persen," jelasnya.

Selain itu, lanjut Sutiaji, keterlambatan data tidak hanya terjadi pada jumlah pasien yang sembuh saja. Namun, ada pun jumlah tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saat ini sudah penurunan lebih dari 50 persen (pasien terkonfirmasi positif Covid-19). Karena, yang dibuat ukuran Kemenkes itu dari data record (New All Record) dari yang kami laporkan," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Nihil Penambahan Kasus

Menurut Sutiaji, keterlambatan data yang menjadi masalah dalam sorotan pusat dari jumlah penambahan kasus positif per harinya. Sebab, selama empat hari saja, justru nihil penambahan kasus.

"Belum masuk datanya. Pernah satu haru penambahan hingga 300an itu. Padahal, itu sudah dilaporkan beberapa hari lalu. Bahkan yang ter publish, justru orangnya sudah sembuh. Seperti ini yang masih banyak ditemukan di lapangan," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya