Liputan6.com, Surabaya - Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (RSDLB) di Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS), Bangkalan, kini nol pasien virus corona (COVID-19).
Dokter umum yang bertugas di RSDLB Yussika Fernanda menginformasikan sebanyak enam orang yang merupakan pasien terakhir telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang pada hari Kamis, 30 September kemarin. Â
"Alhamdulillah, baik pasien pekerja migran Indonesia dan umum maupun mandiri semuanya tertangani dengan baik," katanya di Surabaya, Jumat (1/10/2021), dikutip dari Antara.
Advertisement
Sejak didirikan pada Juni 2021, RSDLB yang juga difungsikan sebagai rumah isolasi untuk pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 itu tercatat telah merawat sebanyak 788 orang.Â
"Kondisi BOR atau tempat tidur di RSDL Bangkalan per hari ini menyentuh angka nol persen yang artinya tidak ada pasien yang sedang dirawat. Puji Syukur dan bahagia melihat kondisi saat ini. Mudah-mudahan momentum ini menjadi titik terang berakhirnya pandemi COVID-19 di Indonesia," ujar dr Yussika.
Menurutnya, kondisi ini memberi kesempatan bagi semua personel RSDL Bangkalan untuk relaksasi, rehat sejenak dan mempersiapkan diri untuk refresh kembali.Â
Selain itu dilakukan pembenahan dan perbaikan semua sarana dan prasana penunjang layanan dan perawatan pasien.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berharap Tak Ada Lagi yang Masuk
"Kita berharap tidak ada lagi pasien yang masuk dan pandemi segera berakhir sehingga semua proses kehidupan bermasyarkat dan berbangsa kembali seperti sedia kala," ujar dokter yang akrab disapa Sika itu.
Selanjutnya dia berpesan agar masyarakat tidak kendur dalam masa relaksasi ini untuk tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.Â
"Mengenai kemungkinan muncul atau bahkan naiknya kembali kasus COVID-19 memang sangat tidak diharapkan oleh semuanya. Namun mengingat COVID-19 juga makhluk yang punya hak untuk melangsungkan kehidupannya, maka potensi dan kemungkinan berlanjut dan perkembangannya tentu tetap perlu diantisipasi," tuturnya.Â
Advertisement