Titik Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Diduga Berada di Perairan Brondong Lamongan

Tim arkeolog juga mendapatkan informasi mulai dari pernyataan masyarakat dan nelayan serta keberadaan monumen tugu peringatan tenggelamnya kapal Van Der Wijck.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 05:47 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 12:06 WIB
Ikan Hiu
Dua nelayan membawa hasil tangkapannya dari perahu saat tiba di sebuah tempat pelelangan ikan di Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Senin (13/3). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Lamongan - Titik tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang karam pada 1936 diduga berada di perairan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dugaan itu diutarakan oleh Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho.

Menurut arkeolog tersebut, penemuan titik tenggelamnya kapal Van Der Wijck itu terus dikaji dengan harapan dapat menemukan bukti konkret berdasarkan ilmu pengetahuan.

Dwi Nugroho dalam paparannya di Ruang Command Center Gedung Pemkab Lamongan menyebut saat melakukan survei di titik lokasi tenggelamnya kapal sejak Juni 2021 telah diketahui dari foto-foto dan video yang didapatkan, namun karena perairan Lamongan yang cukup keruh, survei masih terus dilakukan pada Oktober ini.

"Memang ada kapal karam di titik yang kita duga Van Der Wijck, dari foto-foto dan video yang kami dapatkan. Namun, masih terus proses dan melakukan identifikasi perlahan-lahan. Jadi, kami terus cocokkan bagian-bagian dengan gambar dari Kapal Van Der Wijck," ungkap Wicaksono di Lamongan, Kamis (21/10/2021), dilansir dari Antara.

Ia menyebut tim arkeolog juga mendapatkan informasi mulai dari pernyataan masyarakat dan nelayan serta keberadaan monumen tugu peringatan. Dikatakan Wicaksono, saat ini BPCB masuk pada tahapan identifikasi, apakah kapal karam yang ditemukan itu merupakan bangkai Kapal Van Der Wijck yang telah dikonfirmasi nelayan setempat.

"Identifikasi terus dilakukan guna pembuktian lebih konkret dan untuk tercapainya tujuan tersebut perlu terus dilakukan eksplorasi sebab ada banyak properti," katanya.

Wicaksono menyebut masyarakat setempat juga tidak ada yang berani menjarah, karena dianggap keramat.

"Kami berharap, jika ke depan bisa terus dieksplorasi, diangkat dan atas izin Bupati Lamongan, bisa dijadikan museum," ucapnya.

Arkeolog itu mencatat sejumlah barang berharga yang ditemukan di lokasi diduga titik tenggelamnya kapal Van Der Wijck. Temuan itu bisa menjadi gambaran apa yang terjadi pada tahun 1936.

"Itu bagian dari sejarah yang daerah lain tidak punya," kata Wicaksono, saat memaparkan di hadapan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Dukungan Koarmada II Jatim

Ikan Hiu
Nelayan mengolah ikan hasil tangkapannya, termasuk hiu, di sebuah tempat pelelangan ikan di Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Senin (13/3). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Sementara itu, Letkol Laut (T) Bagus Arianto dari Koarmada II Jatim, pada kesempatan yang sama menyampaikan pesan Panglima Koarmada II Jatim, yang bersedia turut terlibat dalam kegiatan pencarian Kapal Van Der Wijck di perairan Lamongan.

Menurutnya, jika benar ditemukan bahwa bangkai kapal karam tersebut adalah Kapal Van Der Wijck, ini dapat menjadi salah satu ikon dunia yang wajib dijaga.

“Berdasar foto ini apakah karakteristik tangga bisa dipastikan milik Kapal Van Der Wijck? Penempatan tangga ini sesuai fungsi apakah kapal untuk perang atau untuk mengangkut penumpang. Baling-balingnya juga demikian," katanya.

Ia mengatakan beberapa temuan seperti bentuk baling-baling harus dicocokkan dengan literatur kapal, model dan produksi tahun berapa.

"Terkait gambaran pengangkatan kapal, pengalaman saya butuh biaya yang sangat besar, untuk kapal sebesar Van Der Wijck,” kata Letkol Bagus.

 

Aset Nasional

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. (Lamongankab.go.id)
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. (Lamongankab.go.id)

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelaman untuk membuktikan kebenaran keberadaan Kapal Van Der Wijck.

Yuhronur meminta dukungan semua pihak untuk berkoordinasi agar Kapal Van Der Wijck ini dapat menjadi sesuatu yang luar biasa, dan aset nasional.

“Tantangan bagi kami. Langkah selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan pimpinan masing-masing apakah diangkat dan sebagainya. Tidak sulit jika menjadi komitmen dan kesepakatan bersama. Kami terus mohon dukungan supaya Kapal Van Der Wijck ini menjadi aset nasional, dan saya yakin menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Kabupaten Lamongan," katanya.

Yuhronur juga memberikan apresiasi kepada Ketua Rukun Nelayan Blimbing Kecamatan Paciran Nur Wachid, dan Nelayan Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong Faizin atas partisipasinya dalam kegiatan ekspedisi pencarian titik tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya