Dugaan Sindikat pada Temuan Vaksin Booster Ilegal di Surabaya

Sebab merek vaksin yang dijual itu CoronaVac buatan perusahaan asal China, Sinovac. Vaksin itu dicanangkan gratis oleh pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2022, 20:13 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 20:13 WIB
FOTO: Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di Surabaya
Warga menerima dosis vaksin virus corona COVID-19 Sinovac di sebuah mal di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/9/2021). Vaksinasi COVID-19 di Surabaya dilakukan di fasilitas kesehatan, mal, perkantoran, kelurahan hingga balai RW. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Surabaya - Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Polisi Gatot Repli Handoko mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dugaan sindikat jual beli vaksin COVID-19 booster atau penguat ilegal di Surabaya. 

"Karena berdasarkan data yang ada itu tidak ada keterlibatan dari pemerintah, Polda Jatim memberikan asistensi," kata Gatot di Surabaya, Senin (10/1/2022) dikutip dari Antara. 

Ia menambahkan, vaksin booster ilegal dan berbayar itu diduga didapatkan oleh para sindikat dari sisa vaksin yang disuntikkan. 

Sebab merek vaksin yang dijual itu CoronaVac buatan perusahaan asal China, Sinovac. Vaksin itu dicanangkan gratis oleh pemerintah. 

"Dugaannya adalah sisa vaksin yang digunakan," ucap Gatot. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina sebenarnya belum tahu persis terkait adanya jual beli vaksin COVID-19 penguat. 

Namun, ada pemberitaan yang muncul bahwa seorang warga Surabaya mendapatkan vaksin booster Sinovac dengan harga Rp250 ribu. 

Laporkan ke Polisi

FOTO: Pusat Vaksinasi COVID-19 Massal Darurat di Surabaya
Seorang warga menerima vaksin virus corona COVID-19 Sinovac di pusat vaksinasi massal darurat di lapangan sepak bola di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021). Vaksinasi ini dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. (Juni Kriswanto/AFP)

"Terkait kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah melaporkan ke Polrestabes Surabaya dan saat ini ditangani Kasatreskrim Polrestabes," ujarnya melalui keterangan, Kamis (6/1/2021). 

Pihaknya menunggu hasil penelusuran Polrestabes Surabaya sebab sekarang ini kepolisian sedang melakukan penyidikan. 

"Hasil penelusuran kasus tersebut menunggu hasil penelusuran kasus dari pihak Polrestabes dan menunggu hasil penyidikan dari pihak Polrestabes," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya