Liputan6.com, Jakarta - Vaksin CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax memeroleh izin penggunaan darurat BPOM RI untuk dipakai saat vaksinasi booster pada 12 Januari 2022.
Perlu diketahui bahwa kelima jenis vaksin booster tersebut ada yang bersifat homolog dan ada pula yang heterolog.
Baca Juga
Dijelaskan Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K), homolog artinya menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi ke-1 dan ke-2.
Advertisement
Sedangkan heterolog, dapat digunakan meski tidak memeroleh jenis tersebut saat penyuntikan vaksin pertama dan kedua.
"Mungkin sudah menjadi pandangan dari masyarakat bahwa untuk booster ini ada dua kategori. Bisa di-booster oleh dirinya sendiri yang kita katakan homolog atau booster dengan vaksin lain," kata Sri dalam konferensi pers bersama BPOM RI pada Senin siang, 10 Januari 2022.
"Ini yang mungkin diceritakan Ibu Penny (Kepala BPOM RI) bagaimana BPOM mencari heterolognya yang cocok yang mana, untuk memberikan keamanan yang tinggi yang mana," dia menambahkan.
Menurut Kepala BPOM RI, Penny K Lukito, pihaknya tengah finalisasi penggunaan heterolog untuk booster vaksin Sinovac, Pfizer, dan AstraZebeca bagi penerima dosis primer Sinovac.
Sebab, jelas Penny, kebanyakan masyarakat di Indonesia menerima vaksin Sinovac atau Pfizer saat pelaksanaan vaksinasi dosis ke-1 dan ke-2.
"Vaksin booster-nya adalah Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, dengan primer sebelumnya Sinovac. Di Indonesia banyaknya Sinovac dan Pfizer," kata Penny.
BPOM pun tengah melakukan uji klinik untuk vaksinasi primernya adalah vaksin AstraZeneca dengan booster heterolognya menggunakan Sinovac, Pfizer, atau homolog AstraZeneca.
"Kami juga sedang berproses untuk vaksin Sinopharm. Uji klinik Sinopharm sudah berlangsung, kami tunggu datanya," katanya.
Sejak November Lakukan Kajian Mutu Vaksin
BPOM sudah sejak November 2021 melakukan kajian mutu vaksin untuk dievaluasi menjadi vaksin booster COVID-19.
Berdasarkan data, ada lima vaksin yang telah dapat emergency use of authorization vaksin booster COVID-19 di Indonesia. Selain BPOM, keputusan tersebut juga berdasarkan evaluasi bersama tim ahli dari Komnas Penilai Obat.
Berikut daftar lima vaksin COVID-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat sebagai vaksin penguat di Indonesia.
1. Coronavac - BioFarma
Ini adalah vaksin homolog jenis inactivated virus ini akan diberikan satu dosis setelah enam bulan dosis lengkap untuk 18 tahun ke atas.
"Dari hasil uji klinik, keamanannya, kejadian tidak diinginkan yang sering terjadi adalah reaksi lokal di tempat suntikan dan kemerahan. Umumnya efeknya grade 1 dan 2," kata Penny.
Lalu, imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi hingga 21- 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster.
2. Pfizer Comirnaty
Vaksin Pfizer juga masuk dalam jajaran vaksin booster COVID-19 di Indonesia. Vaksin berbasis mRNA ini bisa diberikan pada mereka 18 tahun ke atas.
Pemberian booster Pfizer diberikan minimal enam bulan setelah penyuntikkan dari vaksinasi primer.
"Data menunjukkan keamanan, serta sifat yang tidak diinginkan (efek) umumnya nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, demam dengan grade 1 dan 2." kata Penny.
Tentang imunogenisitas menunjukkan ada peningkatan titer antibodi neteralisasi setelah satu bulan sebesar 33 kali.
3. AstaraZeneca
Masih sebagai vaksin homolog, data keamanan vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik. KIPI bersifat ringan 55 persen dan sedang 37 persen.
"Imunogenisitas menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer-antibodi dari 1.792 menjadi 3.700-an, jadi, sekitar 3,5 kali," Penny menambahkan.
4. Moderna
Vaksin bisa sebagai booster heterolog maupun homolog dengan dosis setengahnya. Sebagai booster heterolog, maka orang yang sudah mendapatkan vaksin AstraZeneca, Pfizer,dan JnJ dosis lengkap bisa mendapakan vaksin booster Moderna dengan dosis setengah.
Setelah diberikan booster terjadi peningkatan antibodi sebesar 13 kali pada subjek dewasa 18 tahun ke atas.
5. Zivifax
Untuk booster heterolog dengan vaksin primer adalah Sinovac atau Sinopharm. Diberikan enam bulan sesudah mendapatkan dosis lengkap vaksin sebelumnya.
"Peningkatan titer antibodi netralitas meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang sudah mendapatkan dosis primer Sinovac dan Sinopharm," katanya.
Advertisement