Liputan6.com, Surabaya - CEO Koba Group Tomonori Kobayashi menyatakan, Jepang membutuhkan 345 ribu lebih tenaga kerja untuk 14 bidang industri hingga lima tahun ke depan.
“Dari jumlah tersebut sebanyak 60 ribu adalah tenaga kerja di bidang perawat. Koba Group sebagai salah satu Lembaga penyalur tenaga kerja berharap banyak pada Unusa yang memiliki program studi keperawatan dan kebidanan," katanya usai menandatangi MoU dengan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Selasa (18/1/2022).
Kobayashi mengaku, jika pekerja migran dari Indonesia lebih disukai orang Jepang di banding tenaga kerja dari Vietnam dan Filipina, alasanya karena tenaga kerja dari Indonesia mempunyai sikap yang santun dan memiliki cara berpikir yang kritis.
Advertisement
“Kendala utama dari pekerja migran Indonesia adalah soal kemampuan berbahasa Jepang. Karena itu, Koba Group melalui Kerjasama yang ditandatangani hari ini, mencoba untuk bersama-sama LPKS Unusa, menyiapkan calon pekerja migran dalam hal penguasaan bahasa dan pengenalan budaya Jepang,” katanya.
Kobayashi menyampaikan, pihaknya secara spesifik akan menyiapkan kursus Bahasa Jepang sesuai dengan kebutuhan Industri Jepang.
"Selain dapat menempatkan alumni Unusa di Jepang, Koba juga menawarkan program magang bagi mahasiswa selama tiga sampai enam bulan hingga satu tahun," ucapnya.
Asah Bahasa Jepang
Rektor Unusa Achmad Jazidie yang juga alumni Hirosima University, menyambut baik tawaran tersebut. Menurutnya, Unusa memang telah mempersiapkan para lulusannya untuk bisa mengisi lapangan pekerjaan di luar negeri, tidak hanya ke Jepang.
Karena itu beberapa kemampuan berbahasa yang sering menjadi kendala mulai ditawarkan kepada para mahasiswa.
“Untuk peluang bekerja di Jepang, Unusa juga telah menjalin keja sama dengan Jepang Foundation dalam hal menambah dan mengasah kemampuan Bahasa Jepang,” ujarnya.
Advertisement