21 Warga Jatim Meninggal Akibat DBD, Khofifah: Jangan Panik Tetap Waspada

Menurut Khofifah, 3M Plus ini ditambah dengan upaya memberantas larva melalui pemberian Larvasida,

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Jan 2022, 18:08 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 18:08 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak warga Jatim meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini 21 orang di Jatim meninggal dunia akibat serangan nyamuk aedes aegypti tersebut.

"Jangan panik tapi tingkatkan kewaspadaan. Bahwa selain Covid-19, kita juga harus berbagi perhatian dan kewaspadaan dengan DBD," ujarnya, Jumat (28/1/2022).

Khofifah mengatakan, pencegahan kasus DBD ini bisa dilakukan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M Plus. Kegiatan Kegiatan 3M ini meliputi pertama, menguras (membersihkan) bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, atau tatakan dispenser.

"Kedua, menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA). Bagi TPA yg tidak mungkin dikuras atau ditutup, bisa berikan larvasida. Ketiga, menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas seperti botol plastik, kaleng bekas, dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Khofifah, 3M Plus ini ditambah dengan upaya memberantas larva melalui pemberian Larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/ mosquitotrap. Serta, menghindari gigitan nyamuk dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, repelent/anti nyamuk dan lain- lain.

“Kegiatan 3 M Plus ini minimal dilakukan satu minggu sekali melalui kegiatan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Jadi kami minta peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit tular vektor khususnya DBD,” kata orang nomor satu di Jatim.

Kasus Meningkat

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, per 1-27 Januari 2022, penderita DBD di Jatim sebanyak 1.220 orang, dengan jumlah kematian 21 orang (CFR = 1,7 persen) didominasi usia 5-14 tahun.

Jumlah penderita DBD tertinggi di Jatim per 1-27 Januari 2022 diantaranya Kabupaten Bojonegoro (112 orang), Nganjuk (82 orang), Kabupaten Malang (73 orang), Ponorogo (64 orang), Tuban (61 orang).

Dengan jumlah kematian DBD tertinggi yakni Pamekasan (3 orang), Bojonegoro (2 orang), dan Nganjuk (2 orang).

Angka ini meningkat bila dibandingkan tahun 2021 pada bulan Januari 2021 dimana penderita DBD di Jatim tercatat sebanyak 668 orang dengan jumlah kematian 5 orang. Total penderita DBD tahun 2021 di Jawa Timur sebanyak 6.417 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 71 orang (CFR = 1,1 persen).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya