Kota Probolinggo Catat 161 Kasus DBD, 3 Orang Meninggal

Dia menjelaskan, adanya tren kenaikan itu salah satunya disebabkan perubahan cuaca. Hal ini menjadi pendorong berkembangnya populasi sarang nyamuk pembawa virus DBD.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 13 Mei 2022, 19:04 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 19:04 WIB
Ilustari Demam Berdarah Dengue (Istimewa)
Ilustari Demam Berdarah Dengue (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo mencatat, tren penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) meningkat. Mulai Januari hingga Mei 2022, sudah tercatat sebanyak 161 kasus orang terinfeksi DBD, 3 orang di antaranya meninggal dunia.

“Dibandingkan tahun kemarin di bulan yang sama ada kenaikan sekitar 33 persen, itu akumulasinya ya,”ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo NH Hidayati, Jumat (12/5/2022).

Dia menjelaskan, adanya tren kenaikan itu salah satunya disebabkan perubahan cuaca. Hal ini menjadi  pendorong berkembangnya populasi sarang nyamuk pembawa virus DBD.

“Masih ada hujan masih ada kemarau, tipe cuaca seperti ini yang menimbulkan penyebaran populasi nyamuk, khusunya DBD. Malah lebih meningkat perkembangan nyamuk itu sendiri,”paparnya.

Sebagai Langkah pencegahan wabah DPBD, Dinas Kesehatan Kota Probolinggo telah mengeluarkan Surat Edaran tanggal 1 Desember 2021, Tentang Kewaspadaan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berisi imbauan untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang  barang bekas serta aktivitas lainya yang dapat mencegah gigitan nyamuk dan berkembangnya jentik- jentik nyamuk.

“Selain itu menerapkan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik), yakni setiap rumah harus ada 1 orang yang bertugas secara rutin memantau temnpat penampungan air agar jentik tidak sampai berkembang menjadi nyamuk dewasa," tambahnya.

Sosialisasi kewaspadaan DBD secara meluas oleh Dinkes P2KB, baik melalui media massa, siaran keliling ke pengajian warga. Serta pemberian abate secara gratis melalui kader posyandu dan puskesmas.

Jaga Kebersihan

Untuk pencegahan ke depan, masyarakat agar selalu waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang jentik nyamuk.

“Pertama jangan menganggap remeh teerhadap sakit yang biasa segera berobat jika ada gejala demam lebih dari 2 hari. Kemudian kedua, menjaga kebersihan lingkungan karena dari lingkunganlah muncul sarang nyamuk, ketiga pengaktifan 1 rumah 1 kader jumantik," ujarnya.

Hingga 10 Mei wilayah Kanigaran menjadi kelurahan yang memiliki kasus DBD terbanyak yaitu 64 kasus dan 1 kasus meninggal, Lalu Kelurahan Mayang dengan 46 kasus, Kelurahan Kademangan 27 kasus dan 1 orang meninggal, Kelurahan Kedopok 15 kasus berikutnya Kelurahan Wonoasih 9 kasus dan 1 orang meninggal.

Dari beberapa kasus pasien DBD meninggal menurut Ida diawali dari kurangnya kewaspdaan dari pasien maupun keluarga pasien.

“Masyarakat sendiri harus tidak boleh lengah terhadap segera sesuatu atau tidak  boleh dianggap remeh ya sekecil apapun sakit itu kita tetap harus waspada,” ujarnya.

 

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya