DKPP Surabaya Ambil Sampel Unggas di Pasar Tradisional Antisipasi Flu Burung

Setelah pengambilan sampel, selanjutnya akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penanganan apabila ditemukan kasus.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2022, 18:00 WIB
FOTO: Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi dan Ayam Alami Kenaikan
Pedagang menata daging ayam di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (26/4/2022). Harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau mengalami kenaikan jelang Lebaran, di antaranya daging sapi dan ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Surabaya - Mengatisipasi penyebaran virus Avian Influenza (AI) atau flu burung, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan upaya mengambilan sampel unggar di pasar tradisional.

Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan pihaknya melakukan dua cara untuk mengetahui apakah unggas tersebut terjangkit flu burung atau tidak, yaitu dengan tes usap dan swab orofaring.

"Kami melakukan dua cara yaitu swab (tes usap) lingkungan dan swab orofaring. Swab lingkungan adalah pengambilan sampel pada peralatan yang digunakan pedagang karkas ayam, sedangkan swab orofaring itu dilakukan pada unggas hidup yang dijual oleh pedagang," kata dia di Surabaya, dilansir dair Antara, Rabu (20/7/2022).

Antiek menjelaskan, swab itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari 19-21 Juli 2022. Sedangkan pasar yang didatangi tim DKPP Surabaya, di antaranya adalah pasar yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, yaitu Pasar Gayungsari, Pasar Wonokromo, Pasar Kembang, Pasar Keputran Selatan, Pasar Dukuh Tembok, Pasar Pegirian, Pasar Pabean, dan Pasar Babaan.

Selain itu, dia juga menyebutkan pasar lain yang di luar pengelolaan PD Pasar Surya seperti halnya Pasar LKMK Pagesangan, Pasar Dukuh Menanggal, Pasar Yamuri, Pasar LKMK Semolowaru, dan Pasar Menur.

"Pengambilan sampel pada unggas ini merupakan tahap pertama. Kami melakukannya setahun minimal dua kali dan kami juga memiliki program vaksin serta desinfeksi unggas yang diternak oleh masyarakat," ujar dia.

Pada saat pengambilan sampel unggas, lanjut dia, DKPP Surabaya bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Setelah pengambilan sampel, selanjutnya akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penanganan apabila ditemukan kasus.

Antiek menambahkan, dalam pengambilan sampel unggas ini pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada pedagang unggas. Sosialisasi itu di antaranya menyampaikan tentang ciri-ciri dari flu burung, dan bagaimana upaya perawatan unggas agar tidak terkena virus tersebut.

"Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada semua pihak, terutama pedagang unggas hidup, untuk bersama-sama mewaspadai virus ini. Agar warga Kota Surabaya terutama yang mempunyai peternakan terhindar dari penyebaran flu burung," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya