Tetapkan 2 Tersangka Kasus Santri Gontor, Kapolda Jatim Bahas Mekanisme Edukasi

Menurutnya, penyidik telah mengumpulkan alat bukti dan telah menetapkan dua tersangka, dengan inisial MF dan IH.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Sep 2022, 14:03 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 14:03 WIB
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta turun gunung ke Ponorogo. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta turun gunung ke Ponorogo. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Ponorogo - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmawati, turun gunung ke Ponorogo, terkait dugaan kasus meninggalnya santri asal Palembang AM di Pondok Pesantren Darusalam Gontor.

Nico Afinta mengaku pihaknya mendidiskusikan sejumlah hal. Diantaranya terkait proses penyidikan. Menurutnya,  penyidik telah mengumpulkan alat bukti dan telah menetapkan dua tersangka, dengan inisial MF dan IH.

"Dalam prosesnya kemarin juga sudah dilakukan autopsi, itu juga menjadi bahan kelengkapan proses penyidikan," papar Nio, Senin (12/9/2022).

Nico menyampaikan, telah membahas bagaimana mekanisme edukasi dan pencegahan supaya hal ini tidak terjadi kembali khususnya di lembaga pendidikan yang ada di Jawa Timur.

"Kemudian dalam prosesnya kami kerja sama dengan stakeholder terkait, dengan membentuk satgas perlindungan perempuan dan anak," ujarnya.

Didalam satgas ini, kata Nico, ada beberapa dinas yang terkait, seperti dinas sosial, dinas agama, Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (TP2TPA), serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Didalam pembentukan badan ini, kami mengedepankan kemudahan didalam memberikan informasi dengan memberikan nomor Hotline, sehingga siapapun yang menjadi korban bisa segera melapor dan kami bisa cepat menindaklanjuti," ucapnya.

Tingkatkan Kerja Sama

Nico mengharapkan di setiap lembaga pendidikan agar mematuhi perlindungan kepada anak dalam hak memperoleh pendidikan tanpa ada kekerasan.

"Hal ini bisa didapatkan dengan peran aktif baik dari lembaga pendidikan, orang tua, maupun dari anak-anak sendiri yang sedang mengikuti pendidikan," ujarnya.

Proses junior dan senior atau senioritas ini menjadi sifat pengasuhan, sehingga seorang anak yang melakukan proses pendidikan ini memperoleh pendidikan yang wajar tanpa ada tekanan maupun kekerasan.

"Saya kira penting, kerjasama ini terus ditingkatkan. Sehingga kedepan kita mencetak anak-anak yang mempunyai ilmu pengetahuan yang baik, punya akhlak yang baik dan kedepan bisa berguna bagi bangsa dan negara," ucap Nico.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya