Liputan6.com, Malang - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, berharap korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan Malang tak bertambah. Meski sekarang ini masih ada 23Â orang yang butuh penanganan serius.
"Mudah-mudahan sudah tak ada lagi korban, tapi kalau memang ada segera sampaikan ke kami," kata Muhadjir di Malang, Kamis, (6/10/2022).
Ia mengakui sempat ada kesimpangsiuran data dengan pertama mengumumkan 130 korban. Pernyataan itu lalu dikoreksi jadi 125 korban dan terakhir diumumkan 131 korban meninggal dunia. "Ternyata mendekati pernyataan awal saya kan," ucap Muhadjir.
Advertisement
"Mudah-mudahan tak ada tambahan korban jiwa terutama sekarang yang masih dirawat di rumah sakit. Karena ada sekitar 23 korban yang dirawat tergolong berat dan itu pun belum kita cek lagi di rumah sakit," lanjut Muhadjir.
Ia mengatakan secepatnya akan menyusuri seluruh rumah sakit tempat di mana korban dirawat. Itu untuk memastikan perkembangan terbaru kondisi kesehatan mereka. Pemerintah juga menjamin seluruh biaya kesehatan pasien tidak dipungut sepeserpun.
"Semua gratis, Presiden sudah menyampaikan semua gratis. Kalau tidak dibiayai pemkab ya bisa di provinsi. Kalau provinsi tidak, ya ditanggung pusat," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sampai dengan Kamis pagi ini, total korban jiwa ada 131 orang, 23 orang masih dirawat karena luka berat dan 66 orang luka ringan.
Trauma Healing
Bupati Malang M Sanusi menyatakan, pihaknya menyiapkan tim untuk memberikan pelayanan pemulihan trauma (trauma healing) bagi korban tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
"Nanti akan dibantu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur maupun persatuan dokter. Sudah disiapkan kemarin," kata Sanusi, Selasa (5/10/2022).
Korban tragedi Kanjuruhan yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit bisa langsung mendatangi rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
"Untuk biaya semuanya gratis. Untuk di Kabupaten Malang, nanti pemkab yang menanggung dan di Saiful Anwar itu nanti gubernur," kata Sanusi.
Advertisement