Usai Lesu Akibat Pandemi, Bisnis Makanan dan Minuman di Surabaya Mulai Menggeliat

Di Surabaya, hampir 50 anggota PHRI tidak mampu beroperasi, mati suri, tutup tidak hidup tidak. Ini memang harus kita hadapi situasi pandemi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Nov 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 20:00 WIB
FOTO: New Delhi Izinan Bar Kembali Buka
Bartender Gagan (kanan) dan seorang pelayan membersihkan bar jelang pembukaan kembali di New Delhi, 8 September 2020. Setelah sebelumnya ditutup karena pandemi COVID-19, mulai 9 September 2020 New Delhi mengizinkan bar kembali buka dengan kapasitas tempat duduk 50 persen. (Prakash SINGH/AFP)

Liputan6.com, Surabaya - Industri perhotelan dan restoran sempat mengalami pukulan berat saat pandemi COVID-19 berlangsung yang mengakibatkan bisnis food and beverage (F&B) juga ikut lesu.

Namun, saat pandemi mulai terkendali Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim menyebutkan jika saat ini bisnis F&B kini mulai menggeliat kembali.

Wakil ketua Bidang Hukum dan Legal BPD PHRI Jawa Timur, Rumadhono Sumanto mengatakan sejak pandemi COVID-19 melanda, hampir semua bisnis F&B nyaris mati suri akibat pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah.

"PHRI Jatim mencatat sepanjang 2020-2021 ada sekitar 146 hotel dan 31 restoran mengajukan tutup, dan hampir 20 persen hotel berganti pemilik," katanya dalam "Friendship Indonesian Cocktail Competition 2022" yang digelar di Hotel JW Marriot Surabaya, Kamis (10/11/2022).

Dia melanjutkan, jumlah ini yang mau melaporkan, sementara banyak juga yang tidak lapor karena itu terkait dengan nama baik perusahaan. Data lain mencatat bahwa kafe dan restoran nonhotel terdampak dari sisi pendapatan yang melorot jauh hingga hanya 10-15 persen dibandingkan omzet sebelum pandemi.

"Di Surabaya, hampir 50 anggota PHRI tidak mampu beroperasi, mati suri, tutup tidak hidup tidak. Ini memang harus kita hadapi situasi pandemi. Sekarang sudah ada pemulihan, kinerja industri F&B juga naik pesat hingga 400 persen. Ini harus ditangkap juga oleh pengusaha," kata Rumadhono.

Hal senada diungkapkan oleh Assistant F&B Sales Manager JW Marriot Surabaya Astrid Widjanarko bahwa pada saat pandemi sangat terdampak. Seluruh outlet tidak boleh tutup karena ketentuan Indonesia dan internasional tetapi banyak kegiatan yang dibatalkan sehingga harus mengubah mekanisme karyawan.

"Dengan meredanya pandemi maka pada Februari 2022 kemarin traffic mulai normal. Kami telah menyiapkan banyak program inovatif di setiap outlet, mulai dari F&B atau layanan lainnya untuk memperebutkan pasar dengan hotel lain," kata Astrid.

 

Seperti Pahlawan

Trade & Marketing Manager PT Hardcorindo Semesta Jaya, Hendry Wijaya selaku produsen minuman Friendship mengatakan pihaknya menggelar kompetisi meracik cocktail untuk para bartender sebagai upaya untuk menggeliatkan bisnis F&B.

"Bartender seperti halnya juru masak, adalah representasi pahlawan di dunia F&B, tapi tidak seperti profesi juru masak masih kurang dirayakan keberadaannya," ujarnya.

Friendship sebagai minuman pendatang baru ingin memberikan kesempatan kepada para peracik minuman ini untuk bersinar dan dikenal secara nasional.

Infografis Wakil Rakyat Isolasi Mandiri di Hotel Berbintang. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Wakil Rakyat Isolasi Mandiri di Hotel Berbintang. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya