Liputan6.com, Surabaya - Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Dominikus Raditya Atmaka menyatakan, asupan saat sahur puasa Ramadhan menjadi salah satu yang patut diperhatikan.
Baca Juga
“Ketika tubuh sedang berpuasa, maka tubuh akan berupaya untuk menurunkan laju metabolism untuk menghemat pengeluaran glukosa dalam darah supaya dapat tetap stabil walaupun tidak ada makanan yang masuk dalam tubuh dalam waktu lama,” ujarnya, Rabu (29/3/2023).
Advertisement
Menurutnya, dengan sedikitnya jendela makan yang dimiliki saat puasa Ramadhan, perlu melakukan pengaturan gizi secara baik. Apalagi, untuk mereka yang memang tidak terbiasa berpuasa sebelumnya.
Dari itu, masyarakat diharapkan dapat mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik yang lebih rendah ketika sahur. Makanan tinggi sehat dan mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oat, hingga roti gandum dapat menjadi pilihan.
“Dimana kadar indeks glikemik ini menentukan seberapa cepat glukosa dilepas masuk ke darah. Semakin rendah indeks glikemik dalam makanan, maka akan lebih membuat awet rasa lapar,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, asupan cairan juga perlu dipastikan memenuhi kebutuhan cairan selama satu hari penuh. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk meminum tiga hingga empat gelas air saat sahur.
“Usahakan konsumsi cairan yang memadai sehingga tidak dehidrasi. Dan perbanyak konsumsi sayur dan buah sehingga kebutuhan serat, vitamin, dan mineral harian dapat terpenuhi,” tutupnya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.