Menperin Agus Gumiwang Kepincut Kerajinan Bambu Gintangan Banyuwangi, Pesan Replika Kapal Pinishi dan Wayang

Salah satu rangkaian kunjungan kerja Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ke Banyuwangi adalah mengunjungi pelaku UMKM di sentra kerajinan bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 21 Okt 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 10:00 WIB
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita  kunjungi centra kerajinan bambu di Banyuwangi (Istimewa)
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita kunjungi centra kerajinan bambu di Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi pelaku UMKM di sentra kerajinan bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Dia  menyebut jika Gintangan adalah contoh UMKM yang ekosistemnya berjalan baik. 

Menperin mengatakan, sentra bambu gintangan berhasil membangun ekosistem yang mendukung eksistensi usaha para pelaku UMKM di dalamnya. Mulai pemenuhan bahan baku, SDM pengrajin hingga pemasaran semuanya telah berjalan dengan baik.

“Meskipun usahanya di desa, tapi mereka berkembang dan maju. Bahkan mereka bisa meraih pasar nasional, bahkan ekspor. Ini bisa menjadi contoh bagi UMKM lainnya di Indonesia,” ujarnya pada Jumat (20/10/2023).

Pada kunjungannya tersebut, Agus Gumiwang juga melihat langsung dan berbincang dengan para pengrajin. Bahkan dia tertarik dan memesan sejumlah kerajinan anyaman bambu mulai replika kapal pinishi hingga kerajinan berbentuk wayang.

Widodo (64), salah satu pelaku UMKM Gintangan dengan brand Widya Handicraft menyatakan, jika usaha kerajinan bambu yang telah dirintis sejak 1991 ini sudah berorientasi pasar ekspor.

“Untuk pasar ekspor, produk kami dikirim ke sejumlah negara seperti Amerika, Dubai dan Australia, sampai Maldives, ” ujar Widodo.

Dijelaskannya, untuk membangun ekosistem usahanya hingga stabil seperti sekarang, meskipun tidak mudah namun dengan ketekunan dan konsistensi berhasil diwujudkan. Misalnya saja untuk bahan baku, saat ini ia sudah memiliki pemasok lokal yang sudah paham dengan kebutuhan bahan bakunya.

“Pemilihan bahan baku sangat penting, Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala karena Banyuwangi punya stok yang melimpah. Pemasok juga sudah paham bambu-bambu yang saya butuhkan,” ujar Widodo.

Usaha Widodo saat ini melibatkan 70 orang yang sebagian besar adalah warga setempat termasuk ibu-ibu rumah tangga.

“Ibu-ibu di sini kami berdayakan, mereka senang karena pekerjaannya bisa dibawa pulang ke rumah,” jelasnya. 

Terkait pemasaran produk, dilakukan dengan membangun jaringan serta mempertahankan kualitas produk. Saat ini ia berhasil membangun rantai reseller, distributor hingga buyer internasional  yang loyal.

 

Membangun Vila Bambu di Maldives

Lampu dari Bambu.
Ilustrasi kerajinan lampu dari bambu. (Foto: Shutterstock)

“Saat ini kami ada puluhan reseller juga ada distributor dan buyer internasional yang selalu melakukan repeat order. Kuncinya adalah kami menjaga hubungan baik, dan yang penting kreasi dan inovasi produk untuk menjaga kualitas produk ,” terangnya.

Salah satu pasar yang loyal adalah buyer dari Maldives. Tidak hanya memesan produk kerajinan, bahkan ia pernah diminta langsung membangun villa bambu di Maldives.

“Saat itu kami mengirim bahan baku bambu-bambu berukuran besar dengan kontainer dan juga sekaligus mengirm tim sebanyak 26 orang ke Maldives. Kami diminta langsung membangun villa di sana. Sampai sekarang kami masih diminta datang apabila ada perbaikan dan lain-lain,” kata Widodo. 

 

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong
Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya