Liputan6.com, Jakarta Bumame, perusahaan yang bergerak di bidang distribusi perawatan kesehatan dan obat-obatan menghadirkan teknologi canggih Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA), yang berfungsi untuk mengidentifikasi jumlah kromosom pada embrio seseorang.
Dengan teknologi ini akan dapat meningkatkan peluang kehamilan pada pasien yang menjalankan proses fertilisasi In Vitro (IVF) dan menurunkan risiko keguguran.
“Kami terus berusaha untuk meningkatkan aksesibilitas dan menghadirkan layanan kesehatan mutakhir dengan kualitas terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar James Wihardja, CEO Bumame, Rabu (7/8/2024).
Advertisement
James menyatakan, studi dari The Lancet menyebutkan tingkat fertilitas dunia diprediksi akan menurun. Diperkirakan 155 dari 204 negara (76%) akan memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat penggantian populasi pada 2050.
Di Indonesia, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Untuk memenuhi kebutuhan akan solusi kesehatan reproduksi, Bumame menghadirkan layanan inovatif yang mudah dijangkau dengan menyediakan dua jenis layanan skrining kromosom embrio, yaitu PGTA Core dan PGTA Plus.
Melalui penggabungan teknologi amplifikasi genom utuh (Whole Genome Amplification) dan preparasi pustaka (Library Preparation), proses pemeriksaan dianalisis dengan bioinformatika otomatis sehingga akurasi hasil atau sensitivitas mencapai >98% dan spesifisitas sebesar 100%.
"Seluruh pengerjaan sampel diproses secara lokal untuk mengembangkan kualitas SDM analis laboratorium genomik di Indonesia," tambah James.
James menyebut untuk layanan tes PGTA Plus bisa diakses masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau. Bumame mengundang seluruh klinik IVF di Indonesia untuk turut serta memanfaatkan layanan ini.
"Dengan teknologi terdepan, Bumame yakin dapat membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kehamilan sehat, serta kemajuan bidang fertilitas dan genomika reproduktif di Indonesia," pungkas James.