Pengertian
Parasomnia merupakan gangguan kualitas tidur karena adanya episode abnormal saat tidur. Beberapa episode abnormal yang dimaksud antara lain berjalan saat tidur, mimpi buruk, atau paralisis (yang dalam istilah awam sering disebut ketindihan).
Terdapat berbagai macam gangguan tidur yang termasuk parasomnia. Beberapa gangguan yang paling sering ditemui adalah:
• Gangguan tidur berjalan (sleep-walking), atau disebut juga somnambulisme
• Nightmare
• Night terror
Gangguan tidur lainnya adalah paralisis saat tidur, enuresis (mengompol), halusinasi tidur, atau sleep talking. Parasomnia lebih banyak dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.
Penyebab
Hingga saat ini penyebab pasti parasomnia belum diketahui dengan jelas. Meski demikian, faktor genetik diduga berperan karena banyak kasus parasomnia terjadi menurun dalam riwayat kesehatan keluarga.
Beberapa hal lain yang bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami parasomnia adalah:
• Sedang tertekan atau stres
• Penderita memiliki gangguan post-traumatic stress disorder
• Efek samping obat tertentu
• Pengguna narkoba
• Kebiasaan mengonsumsi alkohol
Diagnosis
Penentuan ada tidaknya gangguan tidur dilakukan oleh psikiater. Untuk mengetahui adanya kemungkinan parasomnia, dokter akan meminta penderita untuk membuat buku harian tidur untuk mencatat hal-hal yang dialami saat tidur selama dua minggu terakhir.
Bila diperlukan, perilaku saat tidur dapat diobservasi di ruang rawat dengan pemeriksaan polisomnogram. Pemeriksaan ini menggunakan teknik mendeteksi gelombang otak, denyut jantung, dan pernapasan saat tidur. Selain itu juga dilakukan perekaman video untuk mendeteksi adanya perilaku abnormal saat tidur.
Gejala
Penderita parasomnia pada umumnya sering mengeluh tidur tidak nyenyak karena adanya episode abnormal yang mengganggu saat tidur. Sedangkan gejala khas tiap penyakit yang termasuk dalam parasomnia bisa saja sangat berbeda-beda.
Gangguan tidur berjalan (sleepwalking atau somnambulisme) ditandai dengan berjalan saat tidur. Penderitanya dapat berjalan keluar rumah, memindahkan barang-barang, dan bahkan berlari-lari. Biasanya mata penderitanya terbuka saat melakukan aktivitas tersebut, tetapi otaknya tidak menyadarinya. Mencegah penderita untuk tidak berjalan umumnya bukanlah langkah yang baik karena penderitanya dapat menunjukkan perilaku agresif seperti memukul atau menggigit bila dicegah berjalan.
Nightmare merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan mimpi buruk yang terasa amat nyata. Penderita nightmare sering terbangun di malam hari dengan ketakutan karena mimpi buruk yang dialaminya. Biasanya setelah terbangun, penderita akan sulit untuk tidur lagi.
Night terror memiliki gejala adanya perilaku agresif saat tidur. Perilaku agresif tersebut bisa berupa berteriak-teriak, menendang, menangis, dan sebagainya. Umumnya penderita night terror tidak dapat mengingat mimpi yang dialami saat tidur yang menyebabkan dirinya melakukan perilaku agresif tersebut.
Sleep paralysis sering disebut dengan istilah ketindihan. Pada gangguan ini, penderitanya tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali padahal dalam keadaan sadar. Episode paralisis ini berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Kadang gangguan ini juga disertai oleh halusinasi, yang biasanya dianggap menyeramkan oleh penderitanya.
Sleep talking sering disebut mengigau. Penderita gangguan ini berbicara di bawah kesadarannya saat tidur. Bicara bisa tidak jelas, bisa juga berteriak dengan lantang. Isi pembicaraan umumnya tidak jelas atau tidak esensial.
Enuresis merupakan istilah medis dari mengompol. Mengompol saat tidur merupakan hal yang normal pada anak, terutama balita. Enuresis dianggap tidak normal lagi bila terjadi pada anak di atas usia 5 tahun dan orang dewasa. Biasanya pemicunya adalah karena adanya masalah psikologis tertentu yang sangat membebani pikiran.
Sleep related eating disorder merupakan episode ketagihan makan dan minum yang terjadi saat terbangun di malam hari. Penderita biasanya tidak sadar penuh saat bangun. Secara tidak sadar ia akan mengonsumsi makanan dalam jumlah sangat banyak. Karena dilakukan tanpa sadar, sangat mungkin makanan yang dikonsumsinya adalah zat berbahaya.
Pengobatan
Pengobatan parasomnia tergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami. Bila parasomnia yang dialami adalah gangguan tidur berjalan, maka hal yang paling penting adalah memastikan bahwa lingkungan di sekitar tempat tidur aman. Selain itu, keluarga dapat memasang kunci atau alarm pada jendela dan pintu untuk mencegah penderita gangguan tidur berjalan membahayakan dirinya.
Selain itu, secara umum, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk membantu penderita agar tidur lebih nyenyak. Sebagian besar parasomnia akan hilang dengan sendirinya seiring bertambah usia.
Pencegahan
Hingga saat ini belum ada hal yang dapat mencegah parasomnia.
Berita Terbaru
Pernyataan Bisnis Indonesia Terkait Tindakan Kasar Tim Protokoler Menko AHY
Khasiat Rebusan Daun Binahong, Rahasia Sehat Alami untuk Turunkan Gula Darah
Deretan Negara Dicap Punya Sistem Pemerintahan Terbaik di Dunia
Manfaat Sehat Daun Kelor dalam Kandungan dan Resep yang Jarang Diketahui
3 Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Pelajar di Bandar Lampung Dibekuk, 2 Buron
Dosakah Suami jika Memberi Nafkah Selalu Kurang? Buya Yahya Menjawab
Inspirasi Model Rambut Pendek untuk Tampilan Modern dan Edgy 2025
Terungkap, Penyebab Kematian Balita di Jaktim Bukan karena Kekerasan Seksual
Inilah Negara-Negara yang Kini Tinggal Sejarah
Kaleidoskop 2024: Timnas Indonesia Ukir Tinta Emas, Lolos Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia hingga Juara Piala AFF Wanita Perdana
Bagaimana Sains Menjelaskan Fobia?
Cara Praktis Membuat Masker Lidah Buaya untuk Kulit Cantik dan Sehat