Pasok Gas untuk AICE Sumatera Industry di KEK Sei Mangkei
PT Pertagas Niaga mengalirkan gas alam untuk PT Aice Sumatera Industry yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun. AICE merupakan perusahaan asal Singapura yang selama ini dikenal sebagai salah satu industri yang bergerak dalam manufaktur es krim.
Gas untuk AICE diperoleh dari lapangan gas di wilayah Sumatera bagian Utara yang selanjutnya diangkut dengan menggunakan pipa transimisi PT Pertamina Gas ruas Arun-Belawan-Kawasan Industri Medan (KIM) hingga KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara sepanjang 500 KM.
Saat ini jumlah gas yang diserap oleh AICE sebesar 0,03 MMSCFD dan akan terus naik bertahap hingga 0,08 MMCFD seiring dengan bertambahnya kapasitas industri.
Pasok Gas ke Pembangkit Listrik Dumai
PT Pertagas Niaga (PTGN) memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) milik PT Riau Perkasa Energi (RPE). Ini merupakan perusahaan Pengembang Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP) di wilayah Dumai, Riau.
Presiden Direktur PTGN, Linda Sunarti mengatakan, perusahaan akan memasok gas sebesar 5 BBTUD untuk RPE yang ditargetkan akan mengalir pada 2019. Gas akan dialirkan melalui pipa transmisi Duri-Dumai, hingga sampai ke wilayah Dumai untuk dijadikan energi pembangkit listrik.
“Sebagai kawasan industri yang terus berkembang, Dumai memerlukan pasokan listrik yang stabil. Untuk itu suplai gas PTGN ke RPE ini diharapkan juga bisa mendorong pertumbuhan industri di sana,” kata Linda, di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Kawasan Duri Dumai menjadi target pengembangan pasar PTGN pasca telah beroperasinya pipa transmisi Duri Dumai. Infrastruktur tersebut merupakan buah kerjasama antara PT Perusahaan Gas Negara (PGN)- PT Pertamina Gas.
Pipa dengan panjang 67 Kilo meter (km) ini dibangun dengan nilai investasi USD 70 juta. Sebelumnya PTGN telah menyuplai lebih dahulu salah satu industri di Dumai yakni PT Energi Sejahtera Mas (ESM) dengan menggunakan Liquiefied Natural Gas (LNG) trucking yang berasal dari Plant Arun, di Lhokseumawe, Aceh.
PT Pertagas Niaga (PTGN) adalah anak perusahaan PT Pertamina Gas yang bergerak dalam bidang niaga gas baik melalui jaringan gas pipa, Compressed Natural Gas (CNG), Liqufied Natural Gas (LNG) maupun pengelolaan jaringan gas kota (City Gas).
"Suplai gas PTGN diperoleh melalui PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi maupun KKKS lainnya di Indonesia," tandasnya.
Anak Usaha Pertagas Manfaatkan LNG Jadi Pendingin Kapal
PT Pertagas Niaga (PTGN) dan PT Perta Arun Gas yang merupakan anak usaha PT Pertamina Gas (Pertagas) melakukan pemanfaatan gas alam cair atau Liqufied Natural Gas (LNG) untuk pendingin tangki kapal pengangkut LNG.
President Director Pertagas Niaga Aminuddin mengatakan, pemanfaatan LNG kini bertambah. Jika sebelumnya LNG digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas untuk listrik PLN dan industri melalui proses regasifikasi. Kini LNG juga dimanfaatkan untuk proses pendinginan tanki kapal atau cooldown.
"Pemanfaatan LNG untuk cooldown kapal dilakukan untuk mempertahankan temperatur kapal LNG tetap dingin selama perjalanan menuju loading port," kata Aminuddin, di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Dua anak usaha PT Pertamina Gas yakni PT Pertagas Niaga (PTGN) dan PT Perta Arun Gas mulai melaksanakan kegiatan ini di Terminal Arun, Lhokseumawe, Aceh dengan melakukan pengisian LNG ke kapal berbendera Denmark, Magellan Spirit dengan total kurang lebih 120 ribu MMBTU.
"Pemanfaatan LNG untuk pendinginan kapal ini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan alokasi gas," tuturnya.
Aminuddin mengungkapkan, posisi Terminal Arun yang berada di jalur pelayaran Selat Malaka diharapkan menjadi lokasi pengisian yang strategis untuk menyedikan layanan cooldown dan mampu berkompetisi dengan Terminal LNG lain di Singapura dan Johor, Malaysia.
“Kegiatan LNG cooldown ini ke depannya diharapkan juga mampu mengoptimalkan pemanfaatan Terminal Arun kembali dan memberikan benefit pada negara,” tuturnya.
Pertagas Niaga optimistis bahwa LNG cooldown akan diminati oleh kapal LNG dari berbagai negara yang melintas di Selat Malaka karena mampu menawarkan harga yang kompetitif dan terjaminnya ketersediaan stok LNG.
“Harga servis cooldown kami lebih kompetitif jika dibandingkan dengan terminal LNG negara lain sehingga kami yakin kegiatan ini akan berkembang,” tandasnya.