Pertagas Targetkan Laba Bersih US$ 116 Juta

Pelepasan Perta Arun dan Perta Samtan merupakan bagian dari rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN minyak dan gas.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Feb 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2018, 13:45 WIB
20151028-Pertagas Niaga Serius Garap Potensi Pasar Ritel LNG-Kaltim
Aktivitas pengisian LNG dari Plant 26 di area kilang LNG Badak, Kaltim, Rabu (28/10). Pertagas terus melakukan terobosan dalam bisnis LNG dengan menggarap potensi pasar ritel LNG untuk industri tambang dan komersial. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero), menargetkan laba bersih sebesar US$ 116 juta di 2018. Angka ini naik dibandingkan realisasi laba bersih tahun lalu US$ 141 juta.

Target laba bersih tahun ini tidak memasukkan kontribusi dari dua anak usaha, yakni PT Perta Arun Gas dan PT Perta Samtan Gas.

“Perta Arun dan Perta Samtan akan masuk ke holding (Pertamina). Itu untuk memudahkan secara konsolidasi. Kami bersama Pertagas Niaga tetap menjadi satu kesatuan,” ujar Suko Hartono, Direktur Utama Pertagas, dalam Diskusi Energi and Mining Editor Society (E2S) bertema “Outlook Industri dan Gas 2018” di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/2/2018).

Perta Arun dan Perta Samtan merupakan dua dari empat anak usaha Pertagas. Dua anak usaha lainnya adalah PT Pertagas Niaga dan PT Perta Daya Gas.

Perta Arun dan Perta Samtan tercatat dua anak yang memberikan kontribusi terbesar bagi laba bersih Pertagas.

Pada 2017, Perta Samtan tercatat membukukan laba bersih US$ 26,7 juta dan Perta Arun mencetak laba bersih US$ 24,6 juta.

Selain itu, Pertagas Niaga memberikan kontribusi laba bersih US$ 9,3 juta dan Perta Daya sebesar US$ 644 ribu. Sisanya, sekitar 67 persen, berasal dari laba bersih Pertagas sendiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pelepasan Anak Usaha

20151027-Pertamina Suplai LNG Untuk Pusat Perbelanjaan
Petugas melakukan pengecekan pada alat penyimpanan Liquified Natural Gas (LNG) di salah satu pusat perbelanjaan, Kalimantan Timur, (27/10/2015). PT. Pertamina Gas (Pertagas) akan menyediakan energi alternatif di Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Pelepasan Perta Arun dan Perta Samtan merupakan bagian dari rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN minyak dan gas yang menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina (Persero).

Setelah PGN menjadi bagian dari Pertamina, tahap berikutnya adalah menyinergikan Pertagas dengan PGN.

Direktur Teknik dan Komersial Pertagas Niaga Melanton Ganap mengatakan, tahun ini Pertagas Niaga menargetkan laba bersih US$ 24,05 juta, naik signifikan dibanding raihan 2017.

Peningkatan laba bersih akan ditopang penambahan pelanggan gas besar sebanyak 32 dan juga rencana memasok gas alam cair (liquified natural gas/LNG) untuk sejumlah pembangkit PLN di Bangka Belitung.

“Pada 2018, ada rencana niaga LNG ke PLN Batam, Bangka Belitung sebesar 28 BBTUD, dan rencana Niaga LNG ke PLN Sambera dengan volume 7,5 BBTUD mulai April,” kata Melanton.

Direktur Operasi dan Teknik Perta Arun Gas Budiyana mengatakan, Perta Arun tahun ini mematok target laba bersih US$ 27 juta, naik dibanding pencapaian 2017 sebesar US$ 24,59 juta.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan fasilitas regasifikasi.“Kami juga mengharapkan PLN meregasifikasikan alokasi gasnya untuk kapal pembangkit Karadeniz,” kata dia.

Aris Mahendrawanto, Vice President Direktur Perta Samtan Gas, mengatakan saat ini Perta Samtan baru berkontribusi 3 persen dari total kebutuhan elpiji nasional. Pada 2017, total produksi elpiji Perta Samtan mencapai 195 ribu metrik ton.

“Tahun lalu kami berhasil membukukan pendapatan US$ 106,9 juta dan laba bersih US$ 26,7 juta. Kinerja bergantung pada harga jual CP Aramco,” kata Aris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya