Informasi Umum
TentangPerhimpunan Hotel dan Restosan Indonesia merupakan sebuah organisasi kelanjutan dari Indonesia Tourist Hotel Association (ITHA). Itu artinya, PHRI adalah sebuah wadah yang menghimpun seluruh pengusaha industri badan usaha perhotelan, badan usaha jasa makanan dan minuman, dan lembaga pendidikan pariwisata.
Didirikan9 Februari 1969

Mitra Kerja PHRI

Menurut situs resminya, PHRI sudah memiliki beberapa mitra kerja, antara lain sebagai berikut:

1. Wonderful Indonesia

2. Pacific Asia Travel Association (PATA)

3. Asean Tourism Association (ASEANTA)

4. Asean Hotel & Restaurant Association (AHRA)

5. Kadin Indonesia

6. Cakap

7. APINDO

8. Bank Bukopin

9. TOTO

 

Diapresiasi Menteri Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sekaligus Ketua Umum Program Visit Wonderful Indonesia Haryadi B. Sukamdani. Apresiasi tersebut disampaikan karena berpartisipasi aktif menyukseskan pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara.

Menurut Arief, wisatawan mancanegara cenderung akan kembali ke sebuah destinasi jika mendapatkan pelayanan akomodasi yang baik. Aplagi, jika ditunjang pengalaman berwisata yang berkesan.

Arief berharap PHRI terus mendukung pemerintah, sedangkan pemerintah akan terus bekerja melakukan promosi dan branding destinasi wisata di Tanah Air.

 

Kasus Covid-19 Menggila, PHRI: Tahun 2021 Semakin Berat

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan perkembangan industri perhotelan dan restoran di tahun 2021 semakin berat dibanding tahun 2020. 

“Bagaimana situasi 2021 apakah lebih baik dari 2020? Justru lebih berat Karena posisinya sudah lebih dari 1,5 tahun. Kita lihat di Kuartal pertama 2021 pun terjadi penurunan cukup drastis karena memang masuk ke low season,” kata Maulana dalam Dialog Produktif Optimisme Pariwisata di Tengah Pandemi, Rabu (23/6/2021).

Dia menjelaskan, Indonesia mempunyai 3 momentum (season) besar dalam kegiatan wisata nusantara, yakni momentum lebaran, natal dan tahun baru, serta libur sekolah. Namun, adanya pandemi covid-19, ketiga momentum tersebut terganggu.

Misalnya untuk lebaran saja terjadi pelarangan mudik, sehingga yang tadinya kuartal II-2021 diharapkan sektor perhotelan dan restoran akan bangkit malah turun drastis lagi. Tapi kembali pulih setelah larangan mudik dicabut.

“Cuman 3, tapi momentum terbesar adalah lebaran. Nah 2021 itu yang diharapkan tadi kuartal 2, namun karena ada larangan mudik kuartal II-nya turun drastis baru meningkat lagi setelah pelarangan mudik ini hilang,” ujarnya.

Lanjut Maulana menambahkan, pada Desember 2020 dunia usaha perhotelan mengalami pertumbuhan sekitar 40-50 persen. Namun pertumbuhan tersebut belum menutup biaya operasional.

“Kita juga perhatikan terakhir di Kuartal 4-2020 khususnya di bulan Desember itu sampai 40 -50 persen.  Namun masih diingat juga bahwa kita hotel itu tidak hanya bicara okupansi di sini, cuma itu kan okupansi bicara 50 persen tapi nilai jual harga  permalamnya itu justru drop 40 persen. Jadi 50 persen belum bisa menutup costnya mereka tiap bulan,” jelasnya.

Disamping itu, PHRI tetap mendukung PPKM skala mikro yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah penyebaran virus covid-19, meskipun hal itu berdampak negatif terhadap usaha perhotelan dan restoran.

“Kami selalu menyampaikan PPKM ini mendukung, karena banyak juga restoran dan hotel yang kecil-kecil tidak memikirkan brand, sehingga mereka berbisnis saja tanpa memikirkan prokes. Sementara di kita sangat khawatir jika melanggar sedikit maka kita akan kalah dari competitor. Oleh karena itu kita mendukung PPKM,” pungkasnya.