Liputan6.com, Jakarta Koordinator Repatriasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Vivi Herlambang menyebut, tarif karantina hotel untuk 10 malam sebenarnya sudah murah. Dari harga tersebut, pelaku perjalanan, khususnya Warga Negara Indonesia (WNI) pun mendapatkan paket karantina tes PCR 2 kali hingga jaminan keamanan.
"Kalau dibilang mahal, berapa angka mahalnya? Dari mana mahalnya? Sebenarnya, untuk 10 hari bisa Rp6,75 juta (hotel bintang 2). Itu harganya sudah mencakup makan 3 kali (sarapan, makan siang, makan malam), laundry, penjemputan bandara, dan keamanan," beber Vivi saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (22/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
Tarif hotel karantina yang ada pun sudah termasuk pajak pelayanan. Namun, pelaku perjalanan memang tidak diperkenankan hanya memesan kamar saja (room only).
"Semua (tarif) di dalamnya, harganya sudah termasuk tax service (pajak pelayanan). Dan tidak boleh pesan room only, itu memang tidak boleh," jelas Vivi.
Lebih lanjut, Vivi berpandangan, masyarakat menilai tarif hotel karantina mahal melihat dari durasi karantina yang 10 hari. Pemilihan hotel dibebaskan oleh masing-masing individu dan bisa dipesan jauh-jauh hari melalui situs https://quarantinehotelsjakarta.com/hotels.html.
"Kalau mau yang murah-murah ya Rp6 juta. Itu termasuk di dalamnya 21 persen tax service. Ya, jadi sebenarnya murah banget. Keamanan ada, PCR juga sudah 2 kali, makan 3 kali," ucapnya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Banyak yang Tidak Pesan Hotel Karantina
Menilik masih banyaknya WNI yang mengeluhkan tarif hotel karantina mahal, apakah berarti belum gencarnya sosialisasi pemesanan hotel karantina? Vivi Herlambang merespons sosialisasi kepada pelaku perjalanan keluar negeri sudah banyak.Â
Setelah diamati, rupanya pelaku perjalanan keluar negeri, ada yang tidak atau belum memesan hotel karantina. Padahal, mereka seharusnya dapat memesan jauh-jauh hari.
"Kalau untuk sosialisasi kan sekarang banyak sih. Sebenarnya, sosialisasi sudah banyak, tetapi masyarakat Indonesia yang keluar, sebelumnya enggak mesan dulu," Vivi menerangkan.
"Paling karantina, mereka mikirnya, hanya 2 hari, 3 malam atau 5 malam. Nah, sekarang tiba-tiba berubah menjadi 10 hari. Makanya, mereka juga mintanya (karantina) digratiskan, maunya di Wisma Atlet Pademangan, enggak mau di hotel."
Oleh karena itu, Vivi menyarankan, bagi WNI yang pergi keluar negeri, sebelum pulang harus sudah punya tempat karantina hotel.
"Ya, tidak harus dipesankan, bisa pesan sendiri. Ada yang Rp10 juta, tertinggi Rp17 juta juga ada," pungkasnya.
Advertisement